JAKARTA: Bank Indonesia menyatakan efisiensi perbankan belum tentu meningkat, meskipun rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional atau BOPO (beban operasional/pendapatan operasional) mengalami penurunan.
Difi A. Johansyah, Direktur Grup Humas Bank Indonesia (BI), mengatakan bank sentral sedang mengkaji tren penurunan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Menurut dia, sekilas angka BOPO tersebut menunjukan perbaikan tingkat efisiensi perbankan.
“Namun perlu digali lebih mendalam apakah penurunan itu karena semakin tingginya pendapatan operasional terkait masih tingginya bunga kredit atau spread yang semakin lebar,” ujarnya kepada Bisnis hari ini, Jumat (10/8/2012).
Dia menambahkan peningkatan efisiensi baru terjadi apabila penurunan beban operasional lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan pendapatan operasional. “Kami harapkan ini bisa menjadi tren, meskipun 4 bulan belum bisa disimpulkan apakah akan jadi tren. Kami harapkan ini bisa menjadi tren,” ujarnya.
Dalam bebeberapa tahun terakhir, BI menilai perbankan nasional kurang efisien yang tercermin atas tingginya rasio BOPO bila dibandingkan dengan negara tetangga. Pejabat bank sentral selalu menekankan perlunya bank mengurangi beban operasional agar BOPO bisa turun hingga di bawah 80%.
Secara statistik, keinginan bank sentral tersebut terwujud karena sejak Maret hingga Juni 2012, posisi BOPO industri selalu di bawah 77%. Bahkan BOPO menyentuh 74,68% pada Juni dan merupakan posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Hal tersebut berbeda dengan kondisi yang terjadi pada tahun lalu hingga Februari 2012 karena BOPO selalu berada di atas level 84%. Tingkat BOPO sempat menembus 91,78% pada Januari 2012 dan posisi terendah pada April 2011, yakni 84,46%
Dalam data BI terlihat pendapatan bunga bersih industri perbankan periode Januari-Juni 2012 mencapai Rp97,73 triliun, meningkat 16,9% dari setahun sebelumnya. Sementara itu, pendapatan non bunga mencapai Rp67,2 triliun meningkat 14,3% dari sebelumnya Rp58,79 triliun.
Adapun beban operasional non bunga mencapai Rp109,1 triliun, meningkat 6,57% dari sebelumnya Rp102,37 triliun. Itu masih ditambah keuntungan non operasional yang mencapai Rp2,34 triliun turun dari periode sebelumnya yang mencapai Rp6,7 triliun. (sut)