Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Berikan Ruang bagi Rupiah

BISNIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia  menolak batas psikologis nilai tukar Rp10.000/US$ dan memberikan ruang bagi Rupiah untuk bergerak stabil sesuai dengan nilai fundamentalnya.

BISNIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia  menolak batas psikologis nilai tukar Rp10.000/US$ dan memberikan ruang bagi Rupiah untuk bergerak stabil sesuai dengan nilai fundamentalnya.

 “Kita tidak boleh terikat atas semua batas psikologis seperti Rp10.000/US$ ataupun cadangan devisa US$100 miliar,” ujar Gubernur BI Agus Martowardojo, Senin (8/7/2013)

Menurutnya, bank sentral akan membiarkan ruang bagi Rupiah untuk bergerak stabil sesuai dengan nilai fundamental ekonomi Indonesia. “Depresiasi nilai tukar rupiah tidak berbeda dengan negara tetangga di kawasan seperti Malaysia, Filifina dan Thailand,” ujarnya.

Meski demikian dia tidak mengonfirmasi apakah masih ada ruang dalam kebijakan suku bunga pada bulan ini. “Kami akan memperhatikan memang administered prices inflation masih cukup tinggi, tetapi juga ada kecederungan ada peningkatan di volatile food dan core inflation. Ini kami akan bahas secara lengkap di 11 Juli dalam RDG bulanan,” ujarnya.

BI dinilai beberapa ekonom terlalu kencang untuk melakukan intervensi guna menjaga Rupiah di bawah batas psikologis Rp10.000/US$. Akibatnya cadangan devisa tergerus US$7 miliar dari US$105,1 miliar pada akhir Mei menjadi US$98,1 miliar pada akhir Juni.

Kencangnya intervensi BI tercermin dari tingkat depresiasi Rupiah lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga dalam kawasan.  Rupiah terdepresiasi 3,01% selama periode Januari-Juni di bawah Peso Philipina yang turun 4,94%, Dolar Singapura 3,97% dan Ringgit Malaysia 3,13%. Sementara itu Yen Jepang anjlok 14% dan Won Korea 7%.

Sejumlah ekonom menilai cadangan devisa Indonesia diprediksi akan kembali tergerus pada bulan ini apabila BI tidak menaikan suku bunga acuan guna menekan ekspektasi inflasi maupun memberikan ruang bagi pelonggaran Rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper