Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (Bank Kalsel) meraup laba sekitar Rp220 miliar pada 2013, tumbuh 25% dibandingkan dengan perolehan laba pada tahun sebelumnya.
Supian Noor, Direktur Bisnis PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (Bank Kalsel), mengatakan faktor utama pendorong pertumbuhan laba adalah semakin efektifnya penyaluran kredit sehingga memberikan pendapatan bunga.
Rasio pembiayaan terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) Bank Kalsel pada akhir tahun lalu mencapai sekitar 80%, lebih tinggi dibandingkan posisi pada kuartal III/2013 yang baru berada pada kisaran 62%.
“Faktor pendukung laba karena dana yang dikelola lebih efektif. Dulu masih banyak yang digunakan ke sektor lain yang return-nya kurang bagus,” ujarnya, Senin (24/2/2014).
Pada tahun ini, lanjutnya, Bank Kalsel berupaya mempertahankan pertumbuhan laba sebesar 15% meskipun target pertumbuhan kredit dipangkas menjadi sekitar 20%. Strategi yang dilakukan adalah dengan cara memilih debitur yang tepat untuk menghindari risiko kredit bermasalah. Rasio kredit bermasalah BPD Kalsel pada akhir 2013 tercatat sebesar 1,8%.