Bisnis.com, DENPASAR - PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur menargetkan pertumbuhan kredit mencapai 31,25% menjadi Rp6,3 triliun pada 2014, ditopang penyaluran pembiayaan usaha menengah, kecil, dan mikro.
Direktur Utama BPD NTT Daniel Pola Moto Dimu Tagu Dedo menyampaikan penyaluran kredit tahun ini diharapkan naik dari raihan 2013 yang senilai Rp4,8 triliun. Rencananya, perseroan akan berfokus pada kredit UMKM dan komersial yang selama ini berkontribusi mencapai 65% dari total penyaluran kredit perseroan.
“Rencananya ekspansi ke dua sektor itu bisa menambah paling tidak Rp1,5 triliun lagi pada 2014,”sebutnya kepada Bisnis, Jumat(28/2/2014).
Menurut dia, perseroan akan mengimbangi pertumbuhan kredit dengan pencapaian dana pihak ketiga sebesar Rp6,07 triliun, atau naik 20% dari raihan tahun lalu Rp5,06 triliun, sehingga rasio intermediasi (loan to deposit ratio/LDR) bisa dikelola kurang dari level sekarang yang mencapai 96,36%.
Seiring pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga, aset perseroan diharapkan melonjak 15% atau kembali ke rata-rata pencapaian 5 tahun terakhir, menjadi Rp8,39 triliun dari level semula Rp7,3 triliun.
Pada 2013, pertumbuhan kinerja keuangan perseroan tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan konsiliasi internal atas pergantian sejumlah jajaran direksi. Penyaluran kredit tahun lalu hanya naik 11,26%, padahal pertumbuhan rata-rata dalam 5 tahun terakhir mencapai 24%.
Peningkatan dana pihak ketiga juga hanya terbatas di level 7,8% dan pertumbuhan aset 5,6%, padahal tahun-tahun sebelumnya tercatat bisa melesat mencapai 20%.
Kendati demikian, laba tahun lalu tetap tumbuh konstan 24% karena adanya langkah efisiensi terhadap aktivitas kinerja. Misalnya, tidak bersaing dengan perbankan kompetitor dalam hal penetapan tingkat suku bunga deposito.
“Tahun lalu kami memang cenderung konsolidasi lebih mengarah pada kekuatan likuiditas, jadi ekspansi kredit tidak terlalu kencang. Tahun ini akan dikembalikan seperti semula,” jelasnya.
Untuk merealisasikan target 2014, perbankan daerah yang berdomisili di Kupang itu berencana melakukan pengembangan organik dengan menambah 28 kantor. Secara rinci disebutkan, penambahan terdiri dari 17 Kantor Unit Simpan Pinjam Desa (USPD), dan sisanya 11 kantor dalam bentuk cabang pembantu, kas, dan unit.
Selain itu, perseroan juga akan menambah 65 mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di sebagian kecamatan di NTT, dari jumlah semula yang hanya 86 unit sehingga totalnya akan menjadi 151 ATM.
Tujuan ekspansi, untuk memperluas jaringan dan memperkuat daya saing sebagai syarat menjadi BPD regional champion. Di Provinsi NTT terdapat 23 kabupaten/kota dan 389 kecamatan, namun hanya sebagian yang terjangkau oleh perseroan. Ambisinya, BPS NTT bisa hadir di seluruh kecamatan untuk memberi pelayanan dan membantu pengembangan usaha kecil di desa.
“Total kebutuhan dana untuk ekspansi penambahan kantor dan ATM kira-kira Rp1,6 miliar, dana sudah kami siapkan,” tuturnya.