Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Perbankan Sepanjang Januari Alami Perlambatan

Sepanjang Januari 2014 pembiayaan perbankan berupa kredit mencapai Rp3.287 triliun atau tumbuh 20,9% year on year (yoy), sedikit melambat dibandingkan Desember 2013 yang tumbuh 21,4% yoy.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Sesuai dugaan sejumlah pihak, pertumbuhan penyaluran kredit oleh perbankan tahun ini benar-benar melambat. Hal itu tercermin dalam realisasi penyaluran kredit di awal 2014.

Berdasarkan data yang dipublikasikan Bank Indonesia, Kamis (6/3/2014), sepanjang Januari 2014 pembiayaan perbankan berupa kredit mencapai Rp3.287 triliun atau tumbuh 20,9% year on year (yoy).

Pertumbuhan itu sedikit melambat dibandingkan Desember 2013 yang tumbuh 21,4% yoy.

Perlambatan penyaluran kredit terutama terjadi untuk jenis penggunaan modal kerja yang tercatat sebesar Rp1.553,8 triliun atau tumbuh 19,5% yoy.

Pertumbuhan ini melambat dibandingkan Desember 2013 yang mencapai 20,2%.

Perlambatan kredit modal kerja terutama dipicu sektor industri pengolahan yang hanya sebesar Rp419,5 triliun, tumbuh 24,6%.

Padahal, pada Desember 2013 pertumbuhan penyaluran kredit ke sektor ini mencapai 25,2%.

Perlambatan penyaluran kredit juga terjadi di sektor properti.

Jika pada Desember 2013 kredit yang mengucur ke sektor ini tumbuh 25,8%, pada Januarai pertumbuhannya hanya 14,2%.

Total dana yang disalurkan ke sektor properti sepanjang Januari 2014 mencapai Rp467,4 triliun.

Menurut Bank Indonesia, perlambatan penyaluran kredit ke sektor properti tersebut terutama dalam bentuk kredit pemilikan rumah (KPR).

Pada Januari 2014 pertumbuhannya hanya mencapai 25,5%, sedangkan pada Desember 2013 mencapai 26,6%.

Pembiayaan KPR masih didominasi Bank Persero dengan total kredit Rp142,1 triliun pada Januari 2014.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan tahun ini kredit akan melambat.

Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan penyaluran kredit tahun ini berada di kisaran 17%.

Tahun lalu bank pelat merah ini membukukan peningkatan net interest margin (NIM) sebesar 0,11% menjadi 5,57% dari posisi 5,46% pada 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Galih Kurniawan
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper