Bisnis.com, PADANG - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) memfokuskan menggarap pasar masyarakat berpenghasilan rendah serta usaha mikro dan kecil (mass market) untuk menjamin akses kemudahan pembiayaan bagi masyarakat.
David Freddynanto, Head of Daya BTPN mengatakan lembaganya mengedepankan program Daya, sebuah program pemberdayaan mass market yang terukur dan berkelanjutan dari Unique value proposition (UVP) BTPN.
“Program ini tidak hanya memberikan akses keuangan kepada masyarakat, tetapi juga memberikan pelatihan, pendampingan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat yang akhirnya mendorong usaha mereka tumbuh berkelanjutan,” katanya dalam Financial Inclusion Peluang dan Tantangan Pembiayaan Mikro 2014 di Padang, Jumat (21/3/2014).
Menurutnya, melalui program Daya, BTPN tidak hanya membuat nasabahnya memiliki akses financial, tetapi juga melek financial, yang bisa membuat nasabahnya memiliki kemampuan mengelola keuangan dan menciptakan usaha yang sehat.
Sementara itu, Ekonom Senior CIDES Umar Juoro menyebutkan masyarakat Indonesia yang belum tersentuh layanan keuangan seperti transfer, manabung, ataupun kredit masih sangat tinggi.
“Jika dibandingkan dengan Negara tetangga, akses masyarakat Indonesia terhadap keuangan masih sangat jauh, padahal ada sekitar 120 bank di Indonesia, ironi,” ujarnya.
Studi Bank Dunia, indeks financial inclusion Indonesia masih sangat rendah, yakni 19,6%. Sementara Negara tetangga seprti Malaysia sudah mencapai 66,7%, dan China sudah mencapai 63,8%.
Sedangkan penyaluran kredit ke UMKM juga terbilang rendah. Data Bank Indonesia per Desember 2012 menunjukkan pembiayaan sector UMKM Rp526,4 triliun atau hanya 19% dari total penyaluran kredit bank senilai Rp2.707,86.
“Artinya penetrasi pembiayaan bagi kredit UMKM, khusunya mikro masih sangat rendah. Untuk itu harus ada inovasi agar keuangan inklusif bisa berjalan,” katanya.