Bisnis.com, JAKARTA—Akses keuangan masyarakat Indonesia terhadap perbankan masih sangat rendah. Bahkan masih di bawah kawasan Asia Pasifik dan Asia Selatan.
Data Global Financial Inclusion Index tahun 2011 mencatat akselerasi orang dewasa terhadap perbankan atau yang memiliki rekening formal (tabungan atau kredit) baru mencapai 20%.
Sementara di Amerika Utara sudah mencapai 92%, Eropa 50%, Timur Tegah dan Afrika Utara 42%, Asia Timur dan Pasifik 42%, Amerika Latin 40% dan Asia Selatan mencapai 22%.
Hanya negara-negara di kawasan Afrika sub Sahara yang angka keterlibatan masyarakat terhadap perbankan di bawah Indonesia, yakni 12%.
Ada sejumlah alasan yang menyebabkan kecilnya akses keuangan masyarakat terhadap perbankan. A. Tony Prasetiantono dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan sedikitnya ada tiga alasan kecilnya akses keuangan kepada masyarakat di Tanah Air.
Pertama, pendapatan (income) masyarakat yang kecil sehingga menyebabkan masyarakat enggan berhubungan dengan bank.
Kedua, tingkat pendidikan yang masih rendah yang menyebabkan masyarakat tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang perbankan.
“Dan ketiga, geografis suatu daerah yang menyulitkan terpenuhinya pelayanan keuangan kepada masyarakat. Saya kira itu yang paling dominan,” ujarnya, Senin (25/8/2014).
Selain itu, ada sejumlah alasan lain semacam persyaratan yang ketat oleh perbakan untuk nasabah baru. Juga prosesnya yang kompleks dan dengan formalitas tinggi.