Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) DKI Jakarta atau Bank DKI berharap bisa membeli kepemilikan saham hingga 25% di sejumlah BPD. Bank milik pemda DKI itu berencana mengajukan pembelian saham Bank NTT dan Bank Lampung tahun depan.
Direktur Operasional Bank DKI Martono Soeprapto mengatakan manajemen tengah menggodok rencana bisnis bank (RBB) dengan salah satu poin utamanya adalah rencana pembelian saham BPD untuk disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhir tahun ini.
“Rencana pembelian saham BPD itu masih kami matangkan dalam RBB, tergantung nanti persetujuan hasil negosiasi kedua pihak. Tentu juga persetujuan otoritas ” ujarnya kepada Bisnis.com di Jakarta, Kamis (4/9/2014).
Dia menyebutkan sudah ada negosiasi tahap awal dengan sejumlah BPD yang pemdanya melakukan kerjasama dengan Pemda DKI, yaitu PT BPD Nusa Tenggara Timur (NTT) dan PT BPD Lampung.
Namun, kesepakatan akhir tetap bergantung pada kesediaan pemegang saham (pemda provinsi dan kabupaten/kota) untuk melepas kepemilikannya. “Mereka [Bank NTT dan Bank Lampung] juga membahasnya bersama pemegang saham,” kata Martono.
Suntikan modal dari Pemda DKI Jakarta yang diperkirakan mencapai Rp3 triliun tahun depan cukup untuk ekspansif membeli kepemilikan saham BPD lain. Dengan tambahan modal itu, Bank DKI bisa masuk jajaran bank umum kegiatan usaha (BUKU) III atau bermodal Rp5 triliun-Rp30 triliun.
Catatan Bisnis.com, sampai Juni 2014 modal inti Bank DKI baru berkisar Rp3,71 triliun. Tambahan modal Rp3 triliun akan membuat modal bank itu memperkokoh modalnya, dan masuk jajaran bank BUKU III.
Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono menyebutkan dengan peningkatan modal itu mereka bisa lebih ekspansif dalam pengembangangan bisnis bank, salah satunya adalah dengan pembelian saham BPD.
“Kalau BUKU II kan dibatasi hanya sampai 15% bisa beli, BUKU III tentu lebih tinggi. Kami ingin BPD berkembang dan membantu BPD lain yang modalnya masih di bawah Rp1 triliun,” katanya.
Penguatan modal itu juga akan meningkatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank DKI dari 18,48% per Juni 2014 menjadi sekitar 20%.
Meski begitu, Eko mengatakan belum ada finalisasi rencana pembelian saham BPD oleh Bank DKI. Semua proses, katanya, masih dalam penjajakan dan kajiannya masih dibahas di internal bank.