Sejak dulu, disadari atau tidak, diakui atau tidak, perempuan memegang peranan penting dalam berbagai keputusan keuangan baik dalam rumah tangga maupun bisnis,bahkan keputusan membuka rekening baru pun sekitar 89% dipengaruhi oleh kaum hawa.
Di bidang pengaturan keuangan keluarga, perempuan memegang peranan hingga 87%, sekitar 80% pengeluaran keuangan bisnis, pribadi, dan cek ditandatangani oleh perempuan. Kemandirian perempuan di bidang ekonomi juga terlihat dari persentase pengelolaan investasi yakni 66% responden berani mengelola investasi sendiri tanpa pasangan.
Bagaimana dengan pengetahuan tentang bursa saham dan bisnis? Ternyata lebih dari 50% kaum hawa menguasai pasar modal dan pengelolaan usaha.
Bisa juga ditambahkan fakta-fakta ini sebanyak 33% usaha kecil dan menengah di Tanah Air dimiliki perempuan, tingkat penggunaan produk keuangan dan perbankan oleh perempuan mencapai 57%, serta sekitar 76 juta perempuan memiliki kartu kredit.
Sejumlah temuan kemampuan perempuan di bidang keuangan itu agaknya sulit terbantahkan karena berasal dari beberapa penelitian seperti Survei Otoritas Jasa Keuangan 2013, Asianfoundation.org, Pambudi Sudirman, dan Jocelyn Pantastic
Meski peranan perempuan di bidang keuangan baik bisnis maupun keluarga sangat tinggi, nyatanya kaum hawa masih perlu banyak belajar.Rian Eriana Kaslan, Executive Vice President, Head of Wealth Management and Business Strategy Commonwealth Bank Indonesia menyebutkan tingkat pemahaman keuangan perempuan relatif masih rendah.
“Tingkat pemahaman keuangan perempuanhanya sekitar 18,8% dan lebih kecil dari pemahaman pria yang mencapai 24,8%,” katanya belum lama ini. Kondisi itu lah yang mendorong BI meluncurkan program Women Investment Series (WISE).
WISE adalah gerakan sadar keuangan dari perempuan, oleh perempuan, untuk perempuan yang bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan kaum hawa di Indonesia melalui kegiatan edukasi dengan berbagai jalur komunikasi. Progam ini diklaim dirancang secara khusus dan memiliki sasaran terukur yang akan dipantau secara berkesinambungan.
Pada kesempatan yang sama, Hazrina R. Dewi, Head of Equity First State Investment, mengatakan kaum perempuan bisa menjadi menteri keuangan yang baik bagi rumah tangganya dengan meningkatkan kemampuan perencanaan keuangan meskipun masih sederhana.
Kemampuan sebagai financial plannerdiperlukan untuk mengetahui kapan waktu yang tepat mengeluarkan uang dan dan pada saat yang bersamaan tetap memiliki sisa alias tidak dihabiskan sekaligus.
“Bukan berarti tidak berbelanja, tetapi dengan financial planning yang tepat, semua kebutuhan akan terencana dengan baik dan bahkan menyisakan saving atau tabungan," ujarnya.
Hazrinamemberi contoh sebuah keluarga baru yang ingin menyekolahkan anaknya ke taman kanak-kanak bisa mempersiapkan dulu dana yang dibutuhkan pada awal menikah. Dana yang dibutuhkan bisa disediakan melalui mencicil terlebih dahulu ke dalam tabungan.
“Misalnya kebutuhannya Rp20 juta, bisa dicicil 10% per bulan kan lumayan. Ketika perkiraan sang bayi sudah siap, maka dananya juga sudah siap," ujarnya.
Meski demikian, kebutuhan sekolah anak-anak tidak berhenti hanya di TK. Buah hati harus melanjutkan pendidikannya ke tingkat lebih tinggi mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kuliah di perguruan tinggi. Bahkan, tidak jarang orang tua merasa wajib menyekolahkan anaknya ke luar negeri.
Pilihan Investasi
Jenis investasi apa yang bisa membantu suatu rumah tangga dengan uang tertentu bisa mendapatkan hasil, karena tabungan atau deposito sudah tidak mungkin mencukupi.Pada saat ini sebagian besar ibu rumah tangga memilih saving dalam bentuk tabungan atau deposito dua tahunan.
“Bisa saja sekarang pilih obligasi, bisa surat utang pemerintah yang paling aman untuk investasi di atas lima tahun. Selain itu, kita bisa memilih investasi saham. Ingat, investasi di saham bukan main saham. [Kedua hal itu] berbeda," kata Hazrina.
Dia menjelaskan ketika ingin membeli obligasi senilai Rp100 juta, mungkin sebagian besar keluarga muda belum memiliki uang sebanyak itu. Keluarga muda bisa mengalihkan investasinya ke reksadana obligasi atau reksadana saham yang bisa dibawa pulang dengan harga Rp2 jutaan.
Setelah mengetahui di bagian mana mengalokasikan uangnya, maka hal yang harus diperhatian adalah menyiapkan pendanaan darurat apabila terjadi sesuatu pada keluarga tercinta yaitu melalui instrumen asuransi. “Dengan asuransi, risiko tadi dipegang oleh pihak lain.”
Hazrina mengingatkan setelah semua pilihan ditentukan, pengelola uang di rumah tangga juga harus rapi dalam menempatkan instrumen itu dan jangan meletakkan dana dalam satu keranjang yang sama.
Sebagian besar ibu rumah tangga tidak mengerti bahwa instrumen investasi atau instrumen perbankan bukan hanya deposito."Selama ini kebanyakan hanya mengertinya deposito, emas, dan dolar AS, sama seperti pilihan ibu saya sejak puluhan tahun silam.”
Dengan menguasai sedikit ilmu financial planning, maka tidak perlu menyewa jasa perencana keuangandalam mengatur urusan rumah tangga yang sebenarnya belum begitu rumit perhitungannya."Kehadiran WISE yang dipelopori Commonwealth Bank Indonesia menjadi kesempatan menarik bagi ibu-ibu untuk bergabung belajar bersama mengenai literasi keuangan," ujarnya.