Bisnis.com, JAKARTA--Di tengah mahalnya dan terbatasnya raihan dana pihak ketiga, industri perbankan diproyeksikan akan mengali potensi dari pasar modal.
Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN) Aviliani mengungkapkan untuk mencapai pertumbuhan kredit di kisaran 15%--17% pada tahun depan, maka bank-bank diprediksikan akan menerbitkan obligasi pada tahun depan.
"Memang bunga obligasi bakalan mahal, tetapi kalau rating bagus, maka bisa lebih rendah. Lagian dana masyarakat lebih mahal," ungkapnya pada Bisnis, Selasa (9/12).
Aviliani menilai pada tahun depan masih ada ketidakpastian ekonomi.
Ketika kondisi tersebut terjadi, dia mengungkapkan ketegori bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 yang bermodal di atas Rp30 triliun bakal diuntungkan.
Alasannya, masyarakat lebih menyukai menabung di BUKU 4 karena lebih besar dan tahan terhadap tekanan ekonomi.
Menurutnya, jika BUKU 3 dan 2 kekurangan likuiditas maka empat bank besar tidak akan kekurangan likuiditas.
Dampak yang akan terjadi adalah bank kelas menengah bermodal Rp1 triliun hingga Rp30 triliun akan mencari injeksi dana dari pasar modal.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama Bank Permata Roy Arman Arfandy mengatakan tambahan modal tersebut akan diperoleh dari dua sumber yakni penerbitan obligasi subordinasi (sub-debt) dan penawaran umum terbatas (rights issue).
Roy mengungkapkan penerbitan obligasi subordinasi akan dilakukan dalam dua tahap, yakni pada akhir tahun ini dan dilanjutkan pada tahun depan.
Adapun rights issue akan dilakukan pada 2014.