Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANK MANDIRI PELATIHAN DI HONG KONG: Buruh Migran: Kami tidak Ingin jadi Pembantu Lagi

PT Bank Mandiri Tbk menggelar pelatihan wirausaha bagi sedikitnya 300 buruh migran di Hong Kong, sebuah upaya membekali ilmu dagang para pekerja yang hendak kembali ke Indonesia.
Direktur Consumer Banking Bank Mandiri Abdur Rachman berbincang dengan perwakilan buruh migran Indonesia Hayati Rojali dan Ernawati di sela-sela acara Mandiri Sahabatku di Causeway, Hong Kong, (15/2/2015). Bank Mandiri membekali 6.200 buruh migran dengan ilmu kewirausahaan agar sekembalinya di Indonesia bisa  membuka usaha sendiri dan menjadi majikan di negeri sendiri/Bisnis.com-Hery Trianto
Direktur Consumer Banking Bank Mandiri Abdur Rachman berbincang dengan perwakilan buruh migran Indonesia Hayati Rojali dan Ernawati di sela-sela acara Mandiri Sahabatku di Causeway, Hong Kong, (15/2/2015). Bank Mandiri membekali 6.200 buruh migran dengan ilmu kewirausahaan agar sekembalinya di Indonesia bisa membuka usaha sendiri dan menjadi majikan di negeri sendiri/Bisnis.com-Hery Trianto

Bisnis,com, HONG KONG: PT Bank Mandiri Tbk menggelar pelatihan wirausaha bagi sedikitnya 300 buruh migran di Hong Kong,  sebuah upaya  membekali  ilmu dagang para pekerja yang hendak kembali ke Indonesia.

Bertempat di Hotel Excelsior, Causeway, Hong Kong, Minggu (15/2), ratusan buruh tampak bersemangat mengikuti sesi motivasi yang dibawakan oleh manajemen Bank Mandiri dan kelas berbagi cerita sukses oleh Nurcholis, eks buruh migran yang kini sukses menjadi pengusaha.

Hayati Rojali,  buruh migran yang telah 10 tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga mengatakan betapa dia dan rekan-rekannya haus akan suntikan ilmu maupun tips agar jerih payah di Hong Kong tidak sia-sia.

”Saya sudah 10 tahun bekerja, maunya pulang dan buka usaha, biar tak jadi pembantu lagi,” tutur perempuan yang pada Oktober 2015 hendak pulang ke kampung halamannya di Eretan, Indramayu, Jawa Barat.

Bersama sejumlah rekannya seperti Ernawati, Hayati membentuk kelompok Buruh Migran Indonesia Sadar Masa Depan. Kelompok ini rutin menggelar pertemuan rutin tiap hari minggu, lalu menyelanggakan kursus masak, membuat kerajinan, maupun perencanaan keuangan.

”Maunya kami punya usaha dikampung, jadi tak perlu lagi jadi TKI,” tutur Hayati yang telah menginvestasikan sebagain hasil jerih payahnya menjadi sebidang tanah seluas 1.000 meter persegi. Kelak, ia bermimpi membangun rumah kontrakan dan membuka warung makan sekembalinya ke Indonesia.

Bagi Bank Mandiri, pelatihan yang digelar bersama Mandiri University xini adalah untuk kesekian kalinya sejak 2011.  Total pelatihan bertajuk Mandiri Sahabatku ini telah melatih 6.200 buruh migran di Malaysia dan Hong Kong.

”Bulan depan kami menggelar acara serupa di Korea Selatan, dimana kita juga memiliki konsentrasi buruh migran pria yang cukup besar di negara itu,” tutur Abdur Rachman, Direktur Consumer Banking Bank Mandiri yang ditemui di sela-sela pelatihan.

Menurutnya, program ini bertujuan agar para buruh migran memiliki bekal semangat dan ketrampilan untuk masa depan yang lebih baik saat kembali ke tanah Air. “Kami hendak membantu para buruh migran agar mampu mandiri setelah bekerja di luar negeri.”

Abdur Rachman menambahkan Program Mandiri Sahabatku memiliki empat  pilar utama, yaitu mengubah buruh menjadi majikan, mempersatukan keluarga melalui entrepreneurship, menyejahterakan keluarga dan lingkungan, serta mencerdaskan bangsa.

Di Hong Kong, program Mandiri Sahabatku telah digelar sejak Oktober 2011. Sejauh ini  minat para pekerja migran untuk mengikuti program ini cukup tinggi seperti terlihat dari terus meningkatnya jumlah peserta dari tahun ke tahun.

Saat pertama kali digelar, program Mandiri Sahabatku diikuti oleh 20 pekerja migran. Saat ini, jumlah tersebut melonjak hingga 1.000 setiap penyelenggaraan.

Program pelatihan kewirausahaan ini terbagi dalam 3 tahapan pelatihan, yaitu pra penempatan, penempatan dan pasca penempatan. Tahap pra penempatan diperkenalkan kepada calon tenaga kerja yang akan bekerja ke luar negeri.

Selanjutnya, pada tahap penempatan di negara tujuan, para pekerja dilatih menganalisa peluang usaha, membuat rencana bisnis, motivasi dan semangat kewirausahaan.

Pasca penempatan, para pekerja migran yang mengikuti program Mandiri Sahabatku, akan mendapat pendampingan dari Bank Mandiri dalam memulai usaha dalam bentuk program Dadi Majikan yang dibimbing oleh Bapak Asuh yang berasal dari kalangan pengusaha, nasabah Bank Mandiri, alumni Wirausaha Muda Mandiri dan Dosen Mandiri University.

Peserta pelatihan Mandiri Sahabatku, lanjut Abdul Rachman,  tidak dipungut biaya atau gratis. Bank Mandiri, menggelar program sebaga bagian tanggung jawab sosial perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper