Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2015 Laba BII Melesat 33,5%

PT Bank Internasional Indonesia Tbk pada kuartal I/2015 mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 33,5% menjadi Rp255,6 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Internasional Indonesia Tbk pada kuartal I/2015 mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 33,5% menjadi Rp255,6 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan siaran pers yang diterima Bisnis.com, Perolehan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp1,6 triliun atau tumbuh 9,6%. Ini sejalan dengan kenaikan margin bunga bersih (NIM) sebesar 12 basis poin menjadi 4,85%.

Selain itu, pendapatan BII juga berasal dari pendapatan jasa yang meningkat 26% menjadi Rp621 miliar. Pendapatan jasa BII berasal dari biayacorporate deals, remittances , bancassurance, transaksi valuta asing, penggunaan kartu kredit, dan trade finance.

Taswin Zakaria, Presiden Direktur BII, mengatakan pertumbuha pendapatan jasa tak lepas dari fokus BII untuk menjaring nasabah papan atas dan badan usaha milik negara (BUMN) di segmen korporasi.

Upaya Bank dalam proses re-profiling nasabah korporasi mulai membuahkan hasil. Upaya ini bertujuan untuk memastikan keselarasan pada risk appetite Bank dan meningkatkan layanan payment solutions yang kami miliki, serta untuk menumbuhkan fee-based income," ujarnya seperti tertulis dalam siaran pers, Rabu (29/4/2015).

Hingga Maret 2015, penyaluran kredit BII tumbuh 6,2% menjadi Rp101,3 triliun. Penyaluran kredit ditunjang oleh segmen business banking yang mencatat pertumbuhan 15% menjadi Rp41,6 triliun dan segmen ritel yang mengalami pertumbuhan 14,7%.

Sementara itu, penyaluran pembiayaan melalui unit syariah juga mencatat peningkatan signifikan sebesar 116,2% menjadi Rp7,4 triliun.

Untuk mengantisipasi peningkatna risiko dari dinamikan pertumbuhan ekonomi, BII telah membentuk cadangan sebesar Rp426 miliar atau tumbuh 27%. Hingga Maret 2015, NPL BII mencapai 2,8% secara gross dan 1,91% secara nett.

Taswin mengatakan, BII harus tetap waspada terhadap potensi peningkatan kredit bermasalah akrena beberapa usaha masih terdampak perlambatan ekonomi dan depresiasi Rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper