Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbankan di Jabar Optimistis. Mereka Tak Ajukan Revisi RBB

Rencana bisnis bank (RBB) 2015 yang diterima Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perbankan di Tanah Priangan memasang target pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 17,84% di atas proyeksi nasional 16,46%, dari Rp71,9 triliun menjadi Rp84,4 triliun pada akhir tahun.
Ilustrasi/toptenstuffs
Ilustrasi/toptenstuffs

Bisnis.com, BANDUNG—Optimisme pelaku industri perbankan di Jawa Barat atas pertumbuhan bisnis lending pada sisa enam bulan tahun ini masih terjaga, terdukung oleh adanya kebijakan relaksasi LTV dan penurunan suku bunga kredit bagi UMKM.

Sebagaimana rencana bisnis bank (RBB) 2015 yang diterima Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perbankan di Tanah Priangan memasang target pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 17,84% di atas proyeksi nasional 16,46%, dari Rp71,9 triliun menjadi Rp84,4 triliun pada akhir tahun.

Kepala OJK Kantor Regional 2 Jabar Anggar B. Nuraini mengatakan hingga batas terakhir pengajuan revisi rencana bisnis bank (RBB) pada Selasa (30/6), tidak ada satupun bank yang mengajukan revisi.

“Sesuai ketentuan, revisi rencana bisnis bank yang bisa dilakukan oleh bank itu hanya sekali, pada Juni. Sampai sejauh ini kami belum menerima. Hari ini terakhir,” katanya kepada Bisnis, Selasa (30/6/2015) malam.

Dia menuturkan selain melalui pengajuan oleh bank bersangkutan dengan kesempatan sekali dalam setahun, revisi RBB dapat dilakukan kapan pun atas dasar permintaan dari pihak otoritas dalam kondisi tertentu.

“Saat keadaan tertentu, kami melihat kondisi banknya jika kurang baik, kami akan meminta bank untuk melakukan revisi, jadi ada permintaan dari OJK. Sejauh ini belum [ada bank yang diminta merevisi RBB],” ujarnya.

Menyikapi sejumlah stimulus pertumbuhan penyaluran kredit yang telah dikeluarkan saat ini, menurut dia, perbankan akan mulai melakukan penyesuaian dalam target bisnisnya untuk RBB tahun depan.

“Mereka [perbankan] juga mengkaji [kondisi] yang kemarin itu seperti apa, kemudian mereka melihat situasi saat ini. Apakah dengan dilonggarkan LTV [loan to value] misalnya, masih tetap ada yang minta kredit konsumtifnya lebih tinggi atau tidak,” tutur Anggar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdalah Gifar
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper