Bisnis.com, JAKARTA - Hari ini, Rabu (12/8/2015), Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle kabinet atau perombakan Kabinet Kerja dapat membantu kinerja pemerintahan.
Sejumlah kalangan perbankan pun mempunyai harapan besar terhadap susunan kabinet baru ini.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk berharap adanya susunan kabinet baru ini akan membawa dampak positif terhadap kinerja perekonomian yang lebih baik.
Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan perkembangan usaha perbankan ini sangat dipengaruhi pertumbuhan bisnis dan ekonomi di Indonesia.
"Perbankan ini kan follow the business. Perbankan tumbuh kalau bisnis tumbuh dengan baik. Kami harapkan dan harapan kita semua harapan saya juga ke depan kondisi ekonomi kita membaik," ujarnya di Gedung BRI, Rabu (12/8/2015).
Saat ini, yang paling utama yakni memperbaiki perekonomian di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi. Hal itu perlu dilakukan agar penyaluran kredit perbankan dapat lebih sehat.
"Masalahnya bukan hanya Indonesia, hampir semua negara perlambatan sehingga ekspektasi kami sebagai bankir adalah segera membaik dan segera dapat meluncurkan kredit dengan sehat," kata Asmawi.
Kondisi perekonomian yang belum pulih juga dikhawatirkan akan berdampak pada rasio kredit bermasalah atau non performong loan
"Yang kami khawatirkan kalau ekspansi kredit kondisi belum pulih mereka juga tidak bisa gunakan uang yang kita berikan atau kalau gunakan juga bisa jadi kredit bermasalah. Repot juga bagi nasabahnya," tutur Asmawi.
Direktur Utama Permata Bank Roy Arman Arfandy mengatakan dengan dengan adanya reshuffle ini akan membuat kepercayaan pasar kembali meningkat.
"Reshuffle ini membuat market akan lebih confident dengan kebijakan yang diambil oleh Presiden Joko Widodo dalam memperkuat jajarannya," ujarnya kepada Bisnis.com.
Roy berharap dengan adanya reshuffle ini akan membuat perekonomian Indonesia bisa bertumbuh dengan lebih baik dalam waktu yang lebih singkat
Sementara itu, Pejabat Eksekutif Bank Mandiri Kartika Wirjaatmadja menuturkan reshuffle ini dipandang positif sebagai respons pemerintah.
Pasalnya, pemerintah melihat para pemilik modal investor asing merasa bahwa pemerintah harus melakukan langkah yang rill untuk mengatasi terjadinya perlambatan ekonomi pada semester I/2015.
"Perlambatan ekonomi salah satunya karena spending pemerintah kurang cepat. Pemerintah respon itu dengan merubah susunan kabinetnya," katanya
Dengan adanya perubahan susunan Kabinet Kerja ini, lanjut Kartika, akan semakin optimal dalam melakukan belanja modal dan anggaran rutin sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.