Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester II/2015, Perusahaan Gas Negara Prediksi Kinerja Turun

Perusahaan infrastruktur gas milik negara, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. memprediksi kinerja perusahaan bakal turun pada semester II/2015 karena situasi pertumbuhan perekonomian yang tengah melambat.
Logo Perusahaan Gas Negara/defence.pk
Logo Perusahaan Gas Negara/defence.pk
Bisnis.com, JAKARTA--- Perusahaan infrastruktur gas milik negara, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. memprediksi kinerja perusahaan bakal turun pada semester II/2015 karena situasi pertumbuhan perekonomian yang tengah melambat.
 
Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan tren penurunan yang terjadi sejak semester I/2015 bakal berlanjut di semester II/2015 karena terdapat penurunan permintaan gas dari industri.
 
Topline [pendapatan] pasti turun. Kan saya bilang demand-nya turun, bottomline [laba bersih] juga menurun. just like other companies-lah yang ada di Indonesia maupun internasional,” katanya seusai acara kerjasama antar BUMN di Kementerian BUMN, Kamis (3/9/2015).
 
Penurunan kinerja yang dialami oleh emiten berkode saham PGAS itu, menurutnya, disebabkan penurunan permintaan dari dua pelanggaran perusahaan yakni segmen industri dan ketenagalistrikan (power).
 
“Yang tidak turun adalah rumah tangga dan usaha kecil untuk serapan gas. Usaha kecil cenderung naik. Volume yang paling besar dari power dan industri. Kita refleksi dari perlambatan ekonomi tersebut,” katanya.
 
Menurutnya, perusahaan melakukan penyesuaian dari kondisi yang terdapat di kalangan industri yang mengalami kesulitan melakukan penjualan produk, termasuk ekspor. “Dari banyak pelanggan kami, inventaris menumpuk di gudang,” katanya.
 
Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2015, perusahaan membukukan laba bersih US$227,33 juta atau sekitar Rp3,19 triliun pada semester I/2015 atau turun 38% dibandingkan dengan US$370,05 juta pada periode yang sama 2014.
 
Pendapatan perusahaan juga mengalami penurunan menjadi US$1,41 miliar atau setara dengan Rp19,91 triliun pada paruh pertama tahun ini atau turun 12,92% dibandingkan dengan US$1,62 miliar pada periode yang sama 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper