Bisnis.com,JAKARTA—Dana pinjaman dari China Development Bank (CDB) yang telah disepakati melalui penandatanganan kesepakatan dengan tiga bank BUMN akan segera disalurkan ke sektor yang menjadi prioritas.
Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BRI Haru Koesmahargyo mengatakan dalam waktu dekat dana pinjaman ini akan diberikan untuk mendukung pembangunan di sektor pembangkit listrik atau power plant.
“Pipe line sudah ada, tapi belum bisa disebutkan siapa. Kita dikasih waktu cukup lama, tiga tahun. Dalam waktu dekat ini power plant [dapat prioritas],” katanya saat ditemui Bisnis.com
Meski demikian, lanjut Haru, infrastruktur bukan satu-satunya proyek yang menjadi prioritas pinjaman CDB. Menurutnya, proyek yang menghasilkan devisa juga bakal menjadi tujuan perbankan, seperti untuk pembiayaan ekspor maupun hilirisasi industri.
“Jadi misalnya kalau ada impor kemudian diekspor kembali. Intinya supaya tidak ada missmatch. Termasuk hilirisasi,” ujarnya.
Sebelumnya, tiga bank BUMN, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, melakukan penandatanganan kesepakatan pinjaman pada Rabu (16/9) malam di Beijing, China, dengan CDB.
Penandatanganan ini merupakan bagian dari komitmen CDB untuk menyalurkan dana pinjaman ke Indonesia sebesar US$30 miliar. Dari penandatanganan ini sendiri, dana yang disalurkan kepada tiga bank BUMN sebesar US$3 miliar.
Sementara dana sisanya masih belum ditentukan sambil menunggu proses penarikan dana sebesar US$3 miliar yang terlebih dahulu disepakati dalam penandatangan tersebut. Meski demikian, Haru menyebut dana sisa dari US$30 miliar itu akan langsung disetor ke sektor yang dituju.
“Yang US$27 miliar itu mungkin langsung ke private sector. Perbankan yang US$3 miliar itu, tidak ada rencana nambah lagi,” ujarnya.
Untuk pinjaman senilai US$3 miliar itu, CDB menetapkan bunga pinjaman sebesar London Interbank Offered Rate (LIBOR) ditambah 2,8% dengan tenor 10 tahun.