Bisnis.com,JAKARTA—PT Bank of India Indonesia Tbk. lebih memilih menerapkan strategi konservatif pada tahun depan dengan menganggarkan pencadangan yang tinggi dan melakukan pembenahan internal, untuk menyerap berbagai potensi peningkatan tekanan pada kualitas aset.
Direktur Bank of India Indonesia Ferry Koswara mengakui pada tahun ini hingga 2016, perolehan laba bersih perusahaan tak akan mencapai posisi di 2014. Penyebabnya, sebut dia, yakni strategi perusahaan yang mengutamakan peningkatan coverage ratio pencadangan di atas 100%.
Selain itu, tahun ini pun bank yang 76% sahamnya dimiliki Bank of India tersebut, tengah menggelar penguatan tenaga kerja untuk menggenjot performa bisnis. “Kami tidak kehilangan bisnis kami, tapi kami memang tidak untung seperti sebelumnya. Jadi 2016 kami tidak fokus ekspansi, tapi memperkuat kondisi bisnis,” jelas Ferry di Jakarta, pekan lalu.
Adapun, per September 2015, non-performing loan (NPL) gross emiten bersandi saham BSWD ini melesat dari 1,11% pada September 2014 menjadi 6%. Penyebabnya, sebut Ferry, yakni dari sektor pertambangan dan ekspor.
Namun, Ferry mengklaim posisi mereka masih diuntungkan mengingat perusahaan memilih menyalurkan pembiayaan ke sektor terkait. “Kami enggak langsung ke mining-nya, tapi ke kontraktor atau ekspornya.”
Untuk mengsubtitusi sektor pertambangan, Ferry menyebut secara bertahap pihaknya akan berfokus ke usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Targetnya, kata dia, setidaknya sebanyak 20% dari total portofolio kredit BSWD merupakan pinjaman ke pengusaha UMKM.
Secara keseluruhan, Bank of India Indonesia menargetkan bakal mencatatkan pertumbuhan kredit di level 10%-12% pada tahun depan. Komposisinya, rinci Ferry, yakni sebanyak 50% kredit bakal disalurkan ke sektor perdagangan.