Bisnis.com, BANDUNG — Penetrasi kredit mikro dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. dengan memanfaatkan jaringan kantor pos milik PT Pos Indonesia (Persero), dengan semangat sinergi badan usaha milik negara (BUMN) yang diusung, disinyalir menjadi upaya untuk mengefisiensikan biaya operasional pada tahun ini.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perseroan per November 2015, laba bersih Bank Mandiri tidak tumbuh tinggi akibat kenaikan beban operasional lebih tinggi dibanding pendapatan bunga bersih.
Laba bersih naik hanya 6% secara tahunan atau year on year (y-o-y) dari Rp16,86 triliun per November 2014 menjadi senilai Rp17,87 triliun per November 2015.
Tercatat beban operasional perseroan naik 38,49% y-o-y menjadi Rp13,91 triliun per November tahun lalu, sementara pendapatan bunga bersih meningkat sebesar 15,13% y-o-y menjadi Rp35,83 triliun.
Di sisi lain, naiknya pendapatan bunga bersih bank berkode emiten BMRI tersebut ditopang pertumbuhan kredit sebesar 11,35% y-o-y menjadi Rp507,44 triliun pada bulan ke sebelas tahun lalu.
“[Soal penetrasi kredit mikro melalui kantor pos], Daripada bangun sendiri atau sewa di tempat lain. Kantor pos tempatnya sangat strategis, karena itulah kami hadir di dalam satu outlet,” kata Sulaiman saat di Bandung, seperti dikutip Bisnis.com, Rabu (13/1/2016).
Sebelum adanya PKS terkait penggunaan jaringan kantor, kerjasama yang telah dijalin antara Bank Mandiri dan Posindo, di antaranya yaitu dalam pembentukan bank joint venture Bank Mantap bersama dengan PT Taspen (Persero).
Keduanya juga telah bekerja sama dalam menyediakan layanan keuangan termasuk cash management, meliputi pemotongan uang pensiun untuk angsuran kredit pensiun, pemberian fasilitas kredit kepada karyawan, serta dalam layanan jasa pengiriman logistik, surat dan paket.
“Menteri BUMN selalu mengatakan soal sinergi BUMN ini. Jadi kami tidak hanya kepada PT Pos, dengan bank lain juga kami bersinergi, antara lain melalui ATM Himbara, layanan e-toll, ataupun dalam pembiayaan sindikasi,” tutur Wakil Dirut Bank Mandiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
