Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Permata Siap Tambah Permodalan dan Jaga Likuiditas di 2016

PT Bank Permata Tbk. mempersiapkan diri menghadapi tahun yang menantang di 2016. Strateginya antara lain dengan menambah permodalan dan menjaga likuiditas.
Bisnis.com,JAKARTA--PT Bank Permata Tbk. mempersiapkan diri menghadapi tahun yang menantang di 2016. Strateginya antara lain dengan menambah permodalan dan menjaga likuiditas.
 
Direktur Keuangan Permata Sandeep Jain mengatakan kendati kondisi ekonomi makro cukup menantang, Permata berhasil meningkatkan marjin dan mengendalikan biaya operasional.
 
Meskipun kinerja Bank dipengaruhi oleh penurunan kualitas aset, sehingga kami harus membukukan beban pencadangan kredit (loan impairment charges) yang lebih tinggi, Permata tetap sehat dengan permodalan yang kuat dan likuiditas yang baik,"ujarnya di Jakarta (18/2/2016).
 
Kondisi ekonomi makro yang penuh tantangan juga turut berdampak pada kualitas aset bank. Rasio NPL Gross dan Net masing-masing naik dari 1,70% dan 0,63% pada tahun 2014 menjadi 2,74% dan 1,40% pada tahun 2015, didorong oleh penurunan kredit dalam kredit komersial di berbagai sektor industri.
 
Mengingat penurunan berkelanjutan pada kondisi ekonomi makro, bank mengalami tekanan portofolio yang signifikan terutama dalam semester kedua 2015. Beban pencadangan (provision expense) naik 212% y-o-y menjadi Rp3.68 triliun yang timbul terutama dari segmen korporasi middle market dan UKM dari berbagai sektor industri.
 
Laba Operasional Sebelum Pencadangan mencatat kenaikan sebesar 32% y-o-y, didorong oleh pertumbuhan pendapatan operasional yang sehat dengan terus mempertahankan kontrol yang kuat pada biaya.
 
Pendapatan Operasional tumbuh 15% yoy menjadi Rp8,55 triliun berkat pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih dan Pendapatan Berbasis Biaya (fee based income).
 
Pendapatan Bunga Bersih tumbuh menjadi Rp6,50 triliun dari Rp5,70 triliun (14% y-o-y) setahun sebelumnya dari peningkatan marjin bunga bersih menjadi 4,0% dibandingkan 3,6% tahun lalu, sementara pendapatan berbasis biaya naik menjadi Rp2,05 triliun dari Rp1,71 triliun (20% y-o-y) pada tahun sebelumnya, terutama didorong oleh kinerja transaction banking dan e-channel, wealth management serta kegiatan treasury.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper