Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mega Tbk. mulai mencari strategi baru dalam menekan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan, ada dua strategi utama yang dilakukan oleh Bank Mega dalam upaya untuk menurunkan kredit bermasalah tersebut.
"Pertama dimulai dari pemberian kreditnya dan yang kedua terkait dengan collection kredit," ujar Kostaman usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Bank Mega di Jakarta, Kamis (15/4/2016).
Kostaman memaparkan, Bank Mega akan selektif dalam menyalurkan kredit dan berusaha memberikan kredit pada pihak-pihak yang dianggap memiliki kemampuan finansial untuk mengembalikan kredit seperti perusahaan korporasi yang memiliki beragam lini usaha.
Menurut Kostaman, jika ada salah satu bidang dari konglomerasi ada yang bermasalah, unit kerja dari konglomerasi yang dimiliki masih bisa menutupinya.
Selain itu, Bank Mega akan memperkuat sistem collection kredit yang ada di kota-kota dengan jumlah nilai kredit yang potensial.
Saat ini, nilai rasio Loan to Deposit Ratio Bank Mega berada pada kisaran 62%. Kemampuan menyalurkan kredit ini diyakini perseroan berasal dari penguatan modal yang dilakukan.