Bisnis.com, KEDIRI - Kehati-hatian membuat penyaluran pembiayaan BPR syariah di Kota Kediri turun 2,7% ke posisi Rp53 miliar per Februari.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan Kediri Slamet Wibowo mengatakan kondisi beberapa sektor masih menunjukkan pelemahan. BPRS memilih prudent sehingga penyaluran pembiayaan turun dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
"Terutama pertanian, seperti tebu," kata Slamet kepada Bisnis, Selasa (19/4).
Kinerja penyaluran pembiayaan ini bertolak belakang dengan performa aset dan dana pihak ketiga. Masing-masing tumbuh 11,3% dan 12,2% menjadi Rp84 miliar dan Rp57 miliar.
Menurut Slamet, peningkatan aset dan DPK itu menunjukkan pertumbuhan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya di BPR syariah.
"Namun, kondisi keuangan tersebut masih harus ditingkatkan oleh BPR syariah mengingat pertumbuhan pembiayaan masih negatif," tuturnya.
Slamet memandang Kediri menyimpan potensi pertumbuhan ekonomi syariah yang besar mengingat jumlah pesantren di kota itu yang banyak sekalipun akses keuangan pesantren terhadap perbankan syariah kini masih rendah.
Dia melihat pemahaman santri terhadap produk syariah masih rendah kendati produk itu memiliki keunggulan, a.l. tidak terpengaruh suku bunga karena menggunakan sistem bagi hasil.
Perbankan syariah juga memiliki berbagai pilihan produk, seperti pembiayaan umroh dan haji, emas, dan pemilikan rumah.