Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahas DP 0%, OJK Diskusi dengan Multifinance

Otoritas Jasa Keuangan segera meminta tanggapan dari perusahaan pembiayaan terkait rencana penurunan uang muka untuk kredit kendaraan bermotor.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Otoritas Jasa Keuangan segera meminta tanggapan dari perusahaan pembiayaan terkait rencana penurunan uang muka untuk kredit kendaraan bermotor.


Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (IKNB OJK) Yusman mengatakan keputusan terkait penurunan uang muka (down payment) terhadap pembiayaan kendaraan bermotor yang disalurkan multifinance ditargetkan dapat sudah dapat diputuskan pada Agustus 2016.



"Rencana penurunan uang muka belum akan diberlakukan dalam waktu dekat ini. Kami terlebih dahulu akan meminta masukan dan tanggapan dari pelaku terkait dampak penurunan uang muka," kata Yusman pada akhir pekan ini.


Lebih lanjut, dia mengungkapkan pihaknya belum dapat memperkirakan besaran angka penurunan uang muka. Dia menyebutkan angka besaran uang muka saat ini berada pada kisaran 15--20%.


"Kami belum tahu penurunannya berapa, tetapi untuk sampai 0% itu sepertinya tidak, karena harus dilihat juga nanti dampaknya terhadap NPF [Non Performing Finance]," ujarnya.


Dia menuturkan, terdapat beberapa faktor yang dijadikan pertimbangan untuk penurunan uang muka. Menurutnya, perlambatan kinerja industri pembiayaan menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan untuk mengadakan penurunan besaran uang muka.


Seperti diketahui, berdasatkan ikhtisar data keuangan industri pembiayaan yang dipublikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2016 menunjukkan piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan (multifinance) mencapai Rp367,83 triliun.

Realisasi itu turun 0,62% jika dibandingkan total piutang pembiayaan pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp370,12 triliun.
 
Secara terperinci, lini bisnis pembiayaan konsumen masih menjadi kontributor terbesar dengan porsi mencapai 69,34% dari total piutang pembiayaan atau mencapai Rp255,05 triliun. Angka pembiayaan konsumen per Mei 2016 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 2,66% (year on year/yoy).

Kemudian, pembiayaan sewa guna usaha berkontribusi sebesar 27,58% dengan realisasi mencapai Rp101,44 triliun. Sementara, lini usaha anjak piutang dan kartu kredit per Mei 2016 masing-masing mencatatkan piutang pembiayaan sebesar Rp11,22 triliun dan Rp118 miliar.

Kinerja industri pembiayaan yang masih menunjukkan adanya perlambatan hingga pertengahan tahun ini menyebabkan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia merevisi target pertumbuhan pembiayaan yang semula diperkirakan bisa mencapai kisaran 5—10% menjadi kisaran 3—5%.
 
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan revisi target dilakukan lantaran piutang pembiayaan sampai dengan Mei 2016 masih mengalami penurunan.
 
“Penyaluran pembiayaan masih berat, dan masih terjadi penekanan industri. Oleh sebab itu, agak sulit untuk bisa double digit, kemungkinan [pertumbuhan pembiayaan] akan berada pada kisaran 3% atau maksimum 5%,” kata Suwandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper