Bisnis.com, JAKARTA-PT Bank Syariah Bukopin (BSB) masih mengandalkan pembiayaan di bidang pendidikan dan kesehatan sebagai penopang bisnis tahun ini.
Direktur Utama BSB Riyanto mengatakan langkah tersebut diambil mengingat sektor-sektor lain masih belum mampu keluar dari tekanan ekonomi. Sektor yang dimaksud antara lain pembiayaan kendaraan bermotor dan properti.
"Kalau kami kaji suatu segmen situasinya sedang turun ya kami kurangi, stop dulu. Contoh untuk kendaraan dan properti," katanya di Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Secara umum pertumbuhan bisnis BSB di semester I 2016 sebesar 20% baik pembiayaan maupun pendanaan. Riyanto mengatakan pertumbuhan sebesar itu masih tergolong biasa-biasa saja. Pasalnya pembiayaan yang diberikan sudah sangat selektif.
Dia optimis pertumbuhan bisa di atas 30% andai saja situasi ekonomi mendukung. Sampai akhir tahun, Riyanto mematok target pertumbuhan sama seperti semester I. Alasannya, berdasarkan pengalaman, tiap akhir tahun tren bisnis biasanya menurun.
Terkait pendanaan, Riyanto tak khawatir karena dana masyarakat sangat melimpah di pasar. Per Juni 2016 total dana pihak ketiga BSB sebesar Rp5,4 triliun. Dia menargetkan hingga akhir tahun bisa mencapai Rp6 triliun.
Ekonomi Tak Menentu, Syariah Bukopin Andalkan Bisnis Lama
PT Bank Syariah Bukopin (BSB) masih mengandalkan pembiayaan di bidang pendidikan dan kesehatan sebagai penopang bisnis tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Abdul Rahman
Editor : Rustam Agus
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

21 menit yang lalu
Industry Calls on Govt to Rethink B50 Biofuel Program
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

9 jam yang lalu
Adu Tangguh Kinerja Bank Konglomerat pada Semester I/2025

18 jam yang lalu
PNM Pulihkan Terumbu Karang untuk Keberlanjutan Lingkungan

10 jam yang lalu