Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Konsumer: Mandiri Sumatra II Beralih ke Fix Income

Bank Mandiri Region Sumatra 2 memilih debitur sektor fix income untuk penyaluran kredit konsumer ketimbang sektor perkebunan dan perdagangan untuk menjaga kualitas kredit itu di Sumatra Selatan.
Bank Mandiri
Bank Mandiri

Bisnis.com, PALEMBANG -- Bank Mandiri Region Sumatra 2 memilih debitur sektor fix income untuk penyaluran kredit konsumer ketimbang sektor perkebunan dan perdagangan untuk menjaga kualitas kredit itu di Sumatra Selatan.

Regional CEO Mandiri Kanwil Sumatra 2  Palembang, Riduan, mengatakan sebelumnya memang perseroan gentol menyasar calon debitur dari sektor perkebunan saat harga komoditas masih bagus.

"Sebelumnya iya, semua yang terkait kebun [karet dan sawit] dan komoditas, kami banyak masuk ke situ termasuk consumer loan, KPR. Sekarang kami beralih ke fix income," katanya, Selasa (13/9).

Peralihan bidikan segmen pasar itu, kata Ridwan, mampu menjaga kualitas kredit konsumer yang mana rasio NPL untuk jenis kredit itu hanya 1,47% di wilayah Sumsel.

Dia menilai perseroan memang sedang selektif dalam menyalurkan kredit, termasuk untuk kredit konsumer.

Meski demikian, dia menambahkan, perusahaan tetap mencari segmen yang potensial dalam penyaluran kredit, salah satunya kepada debitur fix income.

"Apalagi jumlah pekerja di Sumsel ini banyak dan mereka [pendapatannya] tidak terpengaruh dengan gejolak harga komoditas," ujarnya.

Dia melanjutkan sebetulnya salah satu komoditas andalan di Sumsel masih menjadi sasaran pembiayaan perseroan, yakni kelapa sawit seiring merangkaknya harga tandan buah segar (TBS) dan CPO belakangan ini.

Perusahaan sendiri mencatat penyaluran kredit konsumer di Sumsel mencapai Rp412,80 miliar per Agustus 2016.

Realisasi pencairan kredit itu, kata dia, hampir mencapai target akhir tahun yang ditetapkan perseroan, yakni 79,5% dari Rp518,8 miliar.

Sementara itu pihaknya juga mencatat terjadi pertumbuhan sebesar 10,86% baki debet consumer loan di Sumsel senilai Rp171 miliar pada Agustus 2016 (yoy).

Adapun jumlah nasabah untuk kredit yang masuk dalam segmen kredit ritel tersebut bertambah sebanyak 2.782 nasabah.

Ridwan memerinci dilihat dari produk kredit konsumer, mayoritas terserap untuk produk KPR yang porsinya mencapai 60,8%. Sementara sisanya sebanyak 39,2% merupakan kredit tanpa agunan (KTA).

Dia menambahkan perusahaan juga menggencarkan berbagai strategi untuk menarik nasabah consumer loan.

Salah satunya menawarkan suku bunga rendah hingga single digit baik untuk KTA maupun produk KPR perseroan.

“Bahkan kami memberi jangka waktu KPR sampai dengan 20 tahun untuk pegawai perusahaan payroll Bank Mandiri,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper