Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Syariah Jaga FDR di atas 90%

Kalangan perbankan syariah agaknya tak ngotot memperlonggar likuiditas. Bank-bank islami relatif menjaga posisi rasio pembiayaan terhadap pendanaan tetap di atas 90%.
Pelayanan di salah satu bank syariah./Ilustrasi-Bisnis
Pelayanan di salah satu bank syariah./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Kalangan perbankan syariah agaknya tak ngotot memperlonggar likuiditas. Bank-bank islami relatif menjaga posisi rasio pembiayaan terhadap pendanaan tetap di atas 90%.

Direktur Unit Usaha Syariah PT Bank Permata Tbk. Achmad Kusna Permana menjelaskan finance to deposit ratio (FDR) atau rasio pembiayaan terhadap pendanaan justru harus dijaga pada kisaran di atas 90%. Hal ini bertujuan supaya bagi hasil kepada nasabah kompetitif.

“Bank syariah berbeda dengan bank konvensional, kami justru harus menjaga FDR di posisi optimum. Jadi, bukannya tidak mau merendahkan FDR,” ucapnya menjawab Bisnis, di Jakarta, Selasa (22/11/2016).

Achmad yang juga menjabat Sekjen Asbisindo menyatakan bank-bank syariah bisa saja menurunkan FDR untuk menambah likuiditas. Tapi, saat FDR berada di bawah 90% maka bagi hasil kepada nasabah jadi lebih rendah sehingga kurang kompetitif.

Bagi bank syariah, kondisi tersebut bisa berdampak kepada kepercayaan nasabah. Yang terparah ialah customer pergi dari mereka. Oleh karena itu, bank-bank islami ini cenderung selalu menjaga FDR di atas kisaran 90% supaya perolehan imbal hasil efektif.

Misalnya, ketika FDR di kisaran 95% - 98%, margin yang dihasilkan dari pembiayaan kepada nasabah cenderung lebih tinggi dibandingkan apabila dana ditempatkan pada instrumen lain, seperti fasilitas simpanan Bank Indonesia dan sukuk.

Apabila rasio pembiayaan terhadap pendanaan di atas 90%, artinya dari seratus persen dana yang terkumpul dari masyarakat terdapat sekitar 90% di antarannya disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Beda dengan bank konvensional, laju FDR tak dibatasi sedangkan LDR diberi batas maksimum 92%.

Achmad mengaku sejatinya bank-bank syariah bisa memperlonggar likuiditasnya. “Sebetulnya kalau mau membuat likuiditas semakin longgar, bisa. Apalagi sekarang tantangan syariah dan konvensional sama, yakni pembiayaan [atau penyaluran kredit] yang melambat,” ucap dia.

Namun demikian, imbuhnya, sebaiknya bank syariah tidak menurunkan FDR mereka dari level di atas 90%. Pasalnya, rasio likuiditas bank syariah akan menentukan tingkat bagi hasil yang diterima oleh nasabah.

Semakin banyak dana simpanan nasabah yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan maka tingkat bagi hasil yang diterima oleh nasabah simpanan akan semakin tinggi.

Pada sisi lain, ada BNI Syariah yang rasio pembiayaan terhadap pendanaannya justru di bawah kisaran 90%. Direktur Utama BNI SyariahImamT. Saptono menyatakan FDR perseroan kini 85%. “Likuiditas kami bahkan berlebih,” ucapnya kepada Bisnis.

Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan rerata FDR bank-bank islami di Tanah Air per Agustus tahun ini sebesar 87,5%. Persentase ini tercatat lebih kecil dibandingkan dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu sejumlah 90,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper