Bisnis.com, JAKARTA—PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re) membukukan pendapatan premi Rp4,4 triliun per November 2016 atau mencapai 92,6% dari target premi sepanjang tahun ini yaitu Rp4,75 triliun.
Direktur Keuangan Nasional Re Rusdianto mengatakan realisasi produksi sebesar Rp4,4 triliun itu tumbuh sebesar 42% jika dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp3,1 triliun.
“Kami optimistis target akhir tahun ini bisa tercapai dengan menerapkan strategi memberikan pelayanan optimal dan percepatan pembayaran klaim,” kata Rusdianto kepada Bisnis, Senin (26/12/2016).
Lebih lanjut, dia mengungkapkkan tidak hanya pendapatan premi yang mengalami kenaikan signifikan, tetapi juga perolehan laba bersih perusahaan hingga bulan kesebelas tahun ini berhasil melampaui target awal yang ditetapkan.
Pada awalnya, Nasional Re menargetkan bisa meraup laba bersih Rp320 miliar hingga akhir 2016, tetapi sampai dengan November 2016 realisasinya telah mencapai Rp321 miliar atau tumbuh 52,9% secara year on year (yoy).
Menurutnya, terdapat beberapa sentimen positif yang dapat mendorong perusahaan mencapai target tersebut, seperti upaya peningkatan pelayanan, perluasan jaringan, dan adanya dukungan dari regulator.
Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan dukungan kepada industri reasuransi didalam negeri dengan menerbitkan ketentuan yang termuat dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan atau POJK No.14/2015 tentang Retensi Sendiri dan Dukungan Reasuransi Dalam Negeri.
Dalam beleid itu disebutkan bahwa perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi syariah wajib memperoleh dukungan reasuransi 100% dari resuradur dalam negeri untuk pertanggungan resiko yang sederhana.
Plt. Direktur Utama Nasional Re Edhie Mulyono mengatakan lini bisnis properti masih menjadi kontributor utama dengan menyumbang sekitar 40% dari total pendapatan premi yang berhasil dibukukan. Sementara 60% sisanya terbagi dalam beberapa lini bisnis lainnya.
Menurutnya, untuk memacu produktifitas perusahaan, Nasional Re berencana memperluas jaringan pemasaran hingga keluar negeri. Saat ini, anak usaha PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) ini telah menggarap bisnis reasuransi di Myanmar dan Thailand.
“Kami secara bertahap akan memperluas ke negara-negara lainnya, tetapi akan dilihat perkembangannya. Akan dioptimalkan dulu yang sudah ada,” ujarnya.
Kendati berbagai rencana pengembangan bisnis akan segera direalisasikan, dia menuturkan perusahaan belum berencana mengajukan suntikan modal kepada induk usaha. Pasalnya, permodalan yang ada saat ini dinilai masih mencukupi. Saat ini, ekuitas perusahaan telah mencapai Rp1,4 triliun.