Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menargetkan total pembiayaan kredit mikro perumahan yang ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan penghasilan tidak tetap mencapai Rp150 miliar sepanjang tahun ini.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan pihaknya akan merilis program yang dikhususkan untuk pekerja informal dengan rentang gaji Rp1,2 juta-Rp2,6 juta tersebut pada akhir Februari ini.
“Target tadi untuk KPR mikro sebanyak 3.000 unit senilai Rp150 miliar,” katanya, usai rapat tentang Tindak Lanjut PP No.64/2016 tentang Pembangunan Perumahan MBR, di Kantor Wakil Presiden, Senin (13/2/2017).
Kredit mikro ini merupakan pembiayaan yang berbeda dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Perbedaannya, FLPP ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan penghasilan tetap atau pekerja formal, yang memiliki rentang penghasilan Rp1,2 juta - Rp4 juta.
Berbeda dengan pekerja formal, pekerja informal tidak bisa mengakses kredit FLPP yang disubsidi pemerintah, dengan bunga hanya 5% dan uang muka sebesar 10% dari total nilai rumah tersebut.
Nantinya, Maryono mengatakan kredit mikro perumahan untuk MBR pekerja informal akan dikenakan bunga seperti Kredit Usaha Rakyat, (KUR) di kisaran 7-9%.Dengan demikian, pekerja informal juga bisa menikmati akses pembiayaan rumah murah.
"Karena ini nanti bayarnya bisa mingguan atau bulanan. Jadi kita perkirakan bunganya satu digit. Kita belum tentukan, mungkin antara 7-9%," ujarnya.
Untuk menjaga kualitas kredit, Maryono mengatakan pihaknya melakukan pendekatan komunitas, tergantung dengan mata pencaharian pekerja tersebut.
"Jadi kita melakukan pendampingan dengan komunitas-komunitas. Untuk memudahkan, supaya satu komunitas dapat, satu komunitas dapat," ujarnya.
Menurut dia, ada sekitar 6,3 juta pekerja informal yang bisa disasar dengan program ini. Namun, pada tahap awal, pihaknya menargetkan untuk 3.000 unit pada tahun ini.