Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkuat Daya Saing, Indonesia Re Gandeng Sejumlah Institusi

PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) menggandeng sejumlah instansi guna mendorong daya saing industri asuransi nasional dalam menghadapi persaingan ekonomi regional Asia Tenggara pada 2020.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) menggandeng sejumlah instansi guna mendorong daya saing industri asuransi nasional dalam menghadapi persaingan ekonomi regional Asia Tenggara pada 2020.

Indonesia Re pun menandatangani memorandum of understanding (MoU) kerja sama dengan tujuh instansi multi-sektor, yaitu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), InstitutTeknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) dan PT Reasuransi Maipark Indonesia.

Direktur Utama Indonesia Re Frans Y Sahusilawane menyatakan bahwa kerja sama tersebut merupakan dasar untuk meningkatkan daya saing industri asuransi nasional dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2020.

“Sektor reasuransi Indonesia membutuhkan suatu bentuk aliansi strategis guna meningkatkan daya saing di tingkat regional dan Indonesia Re siap jadi jangkar dari kemitraan multisektor ini,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Sabtu (22/7/2017).

Pengembangan kemitraan multi-sektor yang strategis dinilai menjadi salah satu strategi bagi Indonesia Re, reasuransi milik negara yang dibentuk berdasarkan arahan Paket Kebijakan Ekonomi tahun 2015 dan Peraturan Pemerintah No. 77/2015.

Pasalnya,  upaya revitalisasi industri reasuransit itu dilakukan untuk meningkatkan daya saing reasuransi nasional dan menekan laju arus premi reasuransi keluar negeri.

Selain kemitraan, Frans menilai keterlibatan teknologi di sektor reasuransi juga sangat penting mengingat pesatnya perkembangan zaman yang melahirkan inovasi disruptif yang terbukti telah melindas begitu banyak perusahaan yang tidak dapat beradaptasi terhadap perkembangan zaman.

“Kita harus adaptif dengan perubahan zaman bila tidak ingin jadi korban inovasi disruptif tersebut,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper