Bisnis.com, MEDAN – PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Utara (Bank Sumut) optimistis penyaluran kredit sampai akhir tahun ini tumbuh 9% atau naik menjadi Rp21,5 triliun dibandingkan dengan posisi 2016, kendati sempat mengalami perlambatan pada paruh pertama 2017.
Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Utara, Edie Rizliyanto mengungkapkan pertumbuhan kredit sepanjang Januari- Agustus 2017 oleh Bank Sumut masih rendah yaitu hanya berkisar Rp200-an miliar.
“Secara year to date (ytd) kami tumbuh sedikit. Pertumbuhannya [kredit] lambat dan ini yang sedang kami push karena seluruh industri perbankan baru bergerak naik pada semester II,” kata Eddie, kepada Bisnis, Selasa (3/10).
Kendati pertumbuhan kredit sepanjang Januari-Agustus tahun ini melambat, Edie mengaku optimistis kinerja pembiayaan sampai akhir 2017 ini mampu tumbuh 9% dibandingkan dengan posisi tahun lalu yakni sekitar Rp19,5 triliun. Sepanjang Januari-Agustus 2017, total kredit yang disalurkan Bank Sumut diperkirakan dikisaran Rp19,7 triliun.
“Proyeksi sampai akhir tahun masih tetap optimis. Kami masih punya pipeline Rp1,5 triliun yang akan disalurkan sampai Desember mendatang. Ini sedang bekerja. Karena ada beberapa proyek yang baru ditarik [dicairkan] dalam bulan-bulan ini,” papar Edie.
Menurut Edie, beberapa komitmen pembiayaan tersebut di antaranya proyek Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka dan proyek pembangunan tol Soreang-Pasir Koja, Bandung. Untuk proyek BIJB, Bank Sumut ikut dalam sindikasi pembiayaan syariah yang terdiri dari 7 bank daerah syariah dengan total kredit mencapai Rp906 miliar.
Baca Juga
“Kami juga sudah masuk ke kredit pensiun secara agresif. Tahun ini kami targetkan Rp200 miliar. Secara pelan-pelan kami juga ingin menggeser porsi kredit konsumtif ke produktif seperti infrastruktur, pendidikan, perkebunan, pertanian, dan kesehatan. Ini yang kami sasar,” jelas Edie.
Terkait pembiayaan proyek infrastruktur, tambah Edie, pihaknya tengah menjajaki kredit untuk proyek jalan tol di Sumatra Selatan dan pembiayaan untuk para kontraktor lokal pada proyek tol Kuala Tanjung-Tebing-Siantar- Parapat di Sumatra Utara pada tahun depan.
Lebih lanjut Edie menjelaskan, Bank Sumut juga tengah mempersiapkan upaya perluasan market share pembiayaan mikro melalui kerjasama dengan perusahaan fintech. Saat ini, Bank Sumut tengah mencari mitra perusahaan fintech. Melalui kerjasama dengan fintech diyakini akan memberikan efisiensi bagi Bank Sumut karena tidak perlu lagi mempersiapkan sumber daya manusia. Perkembangan bisnis fintech yang cepat juga menjadi pertimbangan Bank Sumut untuk menggandengnya.
‘Kami sampai sekarang belum menemukan mitra yang pas untuk masuk ke micro financing,” tegasnya.
Pada bagian lain, Edie, mengungkapkan Bank Sumut akan melakukan ekspansi jaringan yakni membuka kantor cabang di Batam pada tahun ini, dan terus memperluas jangkauan layanan hingga ke kecamatan.
“Sekitar 35% lebih penduduk Batam adalah orang Sumatra Utara. OJK di daerah itu juga mendukung rencana pembukaan kantor cabang di Batam,” tukasnya.
Pada 2016, Bank Sumut berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp584,5 miliar, naik 25,7% dibandingkan dengan 2015 atau melebihi target yang dipatok Rp535 miliar. Peningkatan laba tersebut didorong kenaikan pendapatan dari bunga dan pendapatan syariah sebesar 10,01% serta naiknya penyaluran pembiayaan syariah.
Selain itu, aset dan rasio-rasio keuangan juga mengalami peningkatan. Aset Bank Sumut sepanjang 2016 meningkat 8,45% atau mencapai Rp26,170 miliar, yang didorong oleh kenaikan kredit dan dana pihak ketiga (DPK).