Bisnis.com, JAKARTA - Hingga pertengahan 2017, kontribusi kanal pemasaran bancassurance pada total pendapatan premi industri asuransi jiwa masih dominan.
Berlanjutnya dominasi bancassurance sejak tahun lalu itu pun dinilai sangat terkait dengan segmen pasar dan cara pembayaran yang lebih stabil dibandingkan dengan kanal pemasaran lain.
Chief Corporate Affair Officer AXA Indonesia Benny Waworuntu menilai pemasaran produk asuransi jiwa melalui kerja sama dengan perbankan itu lebih stabil sebab menjadi saluran distribusi yang luas.
"Pasarnya jelas, kemudian cara distribusi lebih stabil," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (11/10/2017).
Benny menjelaskan pembayaran premi oleh nasabah yang membeli asuransi jiwa dari kanal bancassurance pun lebih pasti. Pasalnya, pembayaran umumnya dilakukan dengan metode autodebet.
"Jadi, segalannya jadi lebih pasti," ungkapnya.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dalam rilis data kinerja industri asuransi jiwa kuartal II/2017 mencatat total pendapatan premi senilai Rp88,66 triliun pada akhir Juni 2017 atau bertumbuh 18,8% (year-on-year/yoy).
Kanal pemasaran bancassurance berkontribusi sebesar 43,2% dari total pendapatan premi atau meningkat sebesar 33,7% (yoy).
Saluran pemasaran keagenan berkontribusi hingga 37,7% dari total pendapatan premi atau meningkat 8,6% (yoy), sedangkan selebihnya bersumber dari kanal distribusi alternatif dengan pendapatan premi yang bertumbuh 11,6% (yoy).
"Pertumbuhan total pendapatan premi didorong oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance,”ungkap Togar Pasaribu, Direktur Eksekutif AAJI, dalam keterangan resmi.