Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Andalkan Segmen Korporasi, Bank Mega Optimistis Kredit Tumbuh 20%

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mega Tbk. optimistis pertumbuhan portofolio kredit dapat mencapai 20% atau jauh di atas kinerja industri perbankan secara umum.
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib (kedua kanan) bersama Direktur Diza Larentie (kedua kiri), Direktur YB. Hariantono (kiri), dan Direktur Madi Darmadi Lazuardi memperlihatkan replika batangan emas , di Jakarta, Rabu (4/10)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib (kedua kanan) bersama Direktur Diza Larentie (kedua kiri), Direktur YB. Hariantono (kiri), dan Direktur Madi Darmadi Lazuardi memperlihatkan replika batangan emas , di Jakarta, Rabu (4/10)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mega Tbk. optimistis pertumbuhan portofolio kredit dapat mencapai 20% atau jauh di atas kinerja industri perbankan secara umum.

Direktur Utama PT Bank Mega Tbk. Kostaman Thayib mengungkapkan, total penyaluran kredit sampai November mencapai sekitar Rp33 triliun. 

"Mudah-mudahan akhir tahun dapat ditutup Rp34 triliun - Rp35 triliun. Tahun ini kami optimis kredit tumbuh di level 20% lebih baik dari rata industri," kata Kostaman saat ditemui baru-baru ini.

Dilihat dari segmennya, penyumbang kenaikan kredit Bank Mega yang terbesar yakni segmen korporasi. Selain itu, Bank Mega juga banyak melakukan joint financing, yakni memberikan kredit kepada perusahaan-perusahaan multifinance. Terakhir, penyumbang terbesar ketiga adalah segmen bisnis kartu kredit dengan kisaran sebesar Rp8 triliun. 

Kostaman menyatakan, kenaikan kredit korporasi terkerek oleh proyek infrastruktur pemerintah seperti bidang kelistrikan. Kendati kredit korporasi tumbuh positif, pihaknya cenderung selektif untuk mengantisipasi potensi kenaikan kredit bermasalah. 

"Mengingat situasi perekonomian dunia, kami memberikan kepada korporasi yang sudah kami ketahui jelas track record-nya. Beberapa penyumbang kredit korporasi adalah yang terkait proyek pemerintah seperti PLN. Masih ada beberapa sindikasi dalam pipeline kami," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper