Bisnis.com, JAKARTA-Proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) Jabodebek resmi mendapat pinjaman dari sindikasi perbankan senilai Rp19,25 triliun dengan tenor 18 tahun.
Usai seremoni pemberian pinjaman beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pinjaman bisa refinancing dengan bunga lebih rendah.
Terkait peluang tersebut, pengamat ekonomi Eric Sugandhi mengatakan, peluang tersebut cukup terbuka jika proyek berjalan lancar.
"Bank tentu akan melihat progres dari proyek ini," katanya kepada Bisnis, Senin (1/1/2018).
Meskipun demikian, kata Eric, pada periode awal arus kas masih akan negatif. Sehingga bank akan fokus pada progres pengerjaan proyek.
"Jika sudah beroperasi cashflow-nya akan berangsur positif," imbuhnya.
Terkait skema sindikasi yang dipakai, dia menilai hal tersebut pilihan yang tepat mengingat besarnya dana yang dibutuhkan. Selain itu, risikonya juga terlalu besar untuk ditanggung oleh satu bank.
12 bank sindikasi tersebut adalah PT Bank Mandiri Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT SMI, PT Bank DKI, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Hana Bank, Shinhan Bank Indonesia, PT Bank Sumut, serta PT Bank Mega Tbk.