Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Januari 2018, Premi Industri Asuransi Jiwa Tumbuh 44,78%

Pendapatan premi industri asuransi jiwa pada Januari 2018 bertumbuh 44,78% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya.
Karyawati melintas di depan logo perusahaan asuransi jiwa di Jakarta, Rabu (8/3)./JIBI-Dedi Gunawan
Karyawati melintas di depan logo perusahaan asuransi jiwa di Jakarta, Rabu (8/3)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pendapatan premi industri asuransi jiwa pada Januari 2018 bertumbuh 44,78% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang statistik perasuransian per Januari 2018 menunjukkan total pendapatan premi industri mencapai Rp17,64 triliun. Capaian itu meningkat 44,78% year-on-year (yoy) sebab pada Januari 2017 pendapatan premi industri tercatat senilai Rp12,18 triliun.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menilai peningkatan signifikan pendapatan premi industri pada awal tahun kemungkinan dipengaruhi oleh upaya pemasaran pada akhir tahun lalu.

“Mungkin hasil prospek tahun sebelumnya yang baru closing pada Januari,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (6/3/2018).

Sebagai pembanding, pada Desember 2017 nilai total pendapatan premi industri bertumbuh 33,43% yoy menjadi Rp183,84 triliun. 

Di sisi aset, pada bulan pertama 2018 nilainya bertumbuh 30,57% secara tahunan menjadi Rp523,01 triliun. Pada periode yang sama, total investasi industri mencapai Rp466,06 triliun atau meningkat 34,27% secara yoy.

Sebelumnya, AAJI memproyeksi industri asuransi di Indonesia masih mampu bertumbuh di kisaran 10%-30% bahkan lebih dalam lima tahun ke depan. Peningkatan penetrasi menjadi kunci untuk menjaga pertumbuhan industri secara berkelanjutan.

Saat ini, penetrasi industri asuransi jiwa dinilai masih rendah meskipun perolehan preminya terus berkembang. Penetrasi asuransi jiwa disebut baru 1,9%. Jika penetrasi ditingkatkan, maka perolehan premi diyakini dapat melesat. 

Mengutip data Swiss Re pada 2012, Indonesia berada di urutan ke-74 dari sisi penetrasi. Padahal, dari sisi nominal pendapatan premi Indonesia ada di posisi ke-34.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro