Bisnis.com, JAKARTA — Pekan lalu, saya berkesempatan mengisi seminar di salah satu sekolah tinggi di Bandung. Pesertanya sebangain besar anak-anak muda, generasi zaman now.
Salah satu benang merah dari seminar itu adalah orang-orang kaya yang banyak berinvestasi di tanah dan properti.
Sudah umum sepertinya investasi di tanah dan properti. Semua juga terlihat mudah, cukup beli tanah atau beli rumah.
Pertanyaan lanjutannya, bagaimana caranya menentukan tanah atau rumah yang bagus untuk investasi?
Biasanya, kuncinya di lokasi. Tapi itu juga tidak mutlak. Banyak proyek properti yang dibangun di dekat jalur utama, tapi tidak menjadi pilihan utama.
Jadi, ketika membeli lahan, pertama adalah cari 'pengantin' dulu. Kok harus cari pengantin?
Misalnya, ada orang beli tanah di Ujung Berung. Setelahnya bingung itu mau diapain, mau mengajak siapa meniti masa depan, sedangkan ketika ada cewek diajak tinggal disana pada enggak mau.
Nah ada orang membeli tanah 50 hektare di Kupang. Kupang itu dari Mataram ke Sumba, Sumbawa terus ke pulau Timor disana Kupang. Lalu dijual rumahnya di Kupang.
Lah siapa yang mau pindah ke Kupang? Apakah mau pelihara kuda?
Caranya investor itu membeli tanah cari dulu pengantinnya. Tanyakan universitas mau buka dimana lagi? Tentu dia beli di sebelahnya.
Itulah kenapa banyak ruko dibangun bersama dengan universitas, bersama dengan Giant, Lotte, atau hypermart, investor cari dulu pengantinnya.
Penulis
Ir Goenardjoadi Goenawan, MM
Motivator Uang.
Penulis buku seri "Money Intelligent" dan buku “New Money”
Untuk pertanyaan bisa diajukan lewat: [email protected]
