NPL Kredit Properti Berpotensi Menyusut
Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip berpendapat bahwa perkembangan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di sektor properti pada tahun ini berpotensi turun hingga menyentuh 2,5%.
“Saya kira tren NPL properti [terutama untuk properti hunian] pada akhir 2018 ini akan menurun. Penurunan ini ditopang oleh akselerasi kredit properti hunian tipe menengah yang secara kualitas memang lebih baik dan permintaannya relatif lebih tinggi,” ucapnya kepada Bisnis, Selasa (10/4/2018).
Sementara itu, imbuh Sunarsip, NPL kredit properti tipe besar atau kelas atas diproyeksikan akan tetap tinggi. Fokus kalangan perbankan dalam menyalurkan kredit properti untuk hunian kelas atas ini ialah kepada upaya pemulihan NPL-nya.
Adapun, terhadap realisasi NPL properti per Februari tahun ini di level 2,75% dinilai mengindikasikan risiko kreditnya yang masih cukup tinggi. Relatif tingginya NPL kredit properti ini terutama disumbang oleh properti hunian kelas premium yang selama ini menjadi penopang pertumbuhan kredit properti.
“Nah, dengan tingginya NPL kredit properti tipe premium ini menunjukkan bahwa bank-bank masih menahan laju penyaluran kreditnya, serta masih melakukan upaya-upaya konsolidasi dan penyehatan kredit,” ucap Sunarsip.
Bank Indonesia (BI) juga melansir penyaluran kredit properti per pengujung bulan kedua tahun ini sebesar Rp794,8 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 12,5% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu.