Bisnis.com, JAKARTA -- Laba bersih PT Bank Danamon Indonesia Tbk. tercatat lebih rendah 1% year on year (yoy) pada kuartal I 2018 atau senilai Rp1,044 triliun dari posisi Rp1,050 pada kuartal I 2017. Namun, secara kuartalan tumbuh 61% dari posisi Rp648 miliar pada kuartal IV 2017.
Satinder Ahluwalia, Chief Financial Officer Bank Danamon mengatakan, meskipun pertumbuhan laba cenderung stagnan, tetapi kinerja perseroan sudah menunjukkan tanda-tanda positif di kuartal I 2018. Ditandai dengan biaya kredit yang menurun sebesar 4% dan rasio biaya terhadap pendapatan sebesar 48%.
"Kinerja kuartal pertama tahun ini sudah menunjukkan tanda-tanda poaitif seiring kredit yang mulai tumbuh di beberapa segmen usaha seperti KPR, UKM dan pembiayaan kendaraan bermotor," katanya di Jakarta, Jumat (20/4).
Sedangkan dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) berhasil ditekan dari 3,2% menjadi 3,1% (yoy). Rasio biaya kredit berada di level 2,5% atau membaik dibanding 2,7% pada tahun sebelumnya dan 3,1% pada kuartal sebelumnya.
Rasio dana murah (current account and saving account/CASA) juga tumbuh 11% menjadi Rp50 triliun. Pada tahun sebelumnya rasio CASA Bank Danamon sebesar 44,3%, tetapi tahun ini mencapai 48,3%.
Di sisi lain, deposito turun 4% menjadi Rp53,7 triliun. Ahlu menjelaskan, pihaknya memang melakukan langkah pengurangan dana mahal untuk menekan biaya dana. Sementara rasio kredit terhadap total pendanaan berada pada level 93,5%.
Untuk rasio kecukupan modal, secara konsolidasi tercatat sebesar 21,6%, sedangkan bank only sebesar 22,5%.