Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk memperluas kerja sama dengan Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dalam penyaluran kredit konsumer untuk pegawai.
Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto mengatakan bahwa nota kesepahaman tersebut akan menjadi payung hukum yang akan memfasilitasi langkah perseroan untuk menggaet lebih banyak kredit berbasis gaji pegawai dari karyawan PTPN III.
“Target kami ke depannya, tentu, apa yang sekarang ini sudah ada eksposurnya bisa bertambah, bisa tumbuh dua kali lipat. Baik itu financing, support kepada karyawan, pensiunan juga, KUR juga yang selama ini belum banyak bisa kita tingkatkan,” katanya, Senin (23/7/2018).
Dia mengatakan, sejauh ini total kredit BRI Agro kepada PTPN Group saat ini sudah mencapai sekitar Rp744 miliar. Adapun, dari segi pembiayaan kepada karyawan, portofolio kredit PTPN mencapai sekitar Rp250 miliar.
Selain itu, BRI Agro juga telah memberikan pembiayaan kepada petani plasma dan vendor PTPN III yang masing-masing mencapai Rp43 miliar dan Rp130 miliar. “Paling tidak setahun ke depan jumlahnya bisa meningkat dua kali lipat,” tambahnya.
Agus memaparkan, pada semester I/2018 kinerja BRI Agro telah melebih sejumlah target yang dicanangkan. Di antaranya adalah aset dan laba perseroan yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan sekitar 50% dan 160% secara year on year (yoy).
Selain itu, dari sisi fungsi intermediasi, dia mengatakan bahwa penyaluran kredit BRI Agro tumbuh senilai 44%. Pertumbuhan tersebut diikuti dengan pertumbuhan DPK yang sedikit lebih rendah dari pertumbuhan kredit, yakni sekitar 40%.
“Penyumbang kredit terbesar kami ada di sektor agribisnis, selain itu tentunya ada juga konsumer dan ritel, tetapi paling besar di agribisnis, perbandingan agribisnis dan non agribisnis itu sekitar 60%-40%,” katanya.
Sementara itu, hingga akhir tahun ini Agus menargetkan penyaluran kredit dapat mencapai sekitar Rp16 triliun. Dengan target tersebut, Agus mengatakan bahwa perseroan setidaknya harus mencapai pertumbuhan sekitar 75% (yoy) dari realisasi pada tahun lalu yang mencapai Rp9,1 triliun.