Bisnis.com, JAKARTA – Bank Jateng Syariah optimistis dapat merealisasikan target penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) senilai Rp12 miliar.
Direktur Bisnis Ritel dan Unit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Jawa Tengah atau Bank Jateng Hanawijaya mengatakan keyakinan tersebut seiring dengan realisasi penyaluran dana murah KPR FLPP yang disediakan oleh mitranya, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero).
Pada 14 Agustus 2018, 21 bank penyalur KPR, termasuk Bank Jateng Syariah, menandatangani kerja sama tripartit antara Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Sarana Multigriya Finansial (SMF).
Dalam kemitraan itu, pemerintah memiliki porsi dana 75% untuk KPR FLPP sedangkan SMF 25%. Sebelumnya, kontribusi pemerintah mencapai 90%.
Kerja sama ini merupakan salah satu perwujudan komitmen mendukung perluasan akses ketersediaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan percepatan realisasi Program Satu Juta Rumah dari pemerintah.
Hanawijaya menyatakan pihaknya sangat menyambut positif penyediaan dana murah yang diberikan oleh SMF yang bersinergi dengan PPDPP dan Kementerian PUPR.
"Ini merupakan salah satu cara kami dalam meningkatkan bisnis. Kalau kami tidak ikut sangat disayangkan sekali, maka kami cukup responsif mengikuti kerja sama tersebut. Di samping itu, melalui program tersebut tujuan syariah juga dapat tercapai, yaitu memberikan akses kepemilikan rumah bagi MBR," paparnya dalam keterangan resmi, Kamis (13/9/2018).
Dana jangka menengah panjang yang disediakan SMF disebut sangat membantu dan mendukung program bank untuk mengatasi mismatch dana, terutama terkait nasabah yang memiliki jangka waktu KPR antara 15-20 tahun.
Perseroan juga optimistis bisa memenuhi target penyaluran KPR tahun ini. Selain untuk KPR FLPP yang ditargetkan sebesar Rp12 miliar, Bank Jateng Syariah menyasar penyaluran senilai Rp700 miliar untuk KPR non FLPP.
Untuk membantu merealisasikan target, perseroan berharap SMF dapat memberikan pricing yang lebih kompetiif sehingga penyaluran KPR semakin meningkat.
"Karena Bank Jateng, baik yang syariah, maupun yang konvensional, struktur dananya masih kecil dibanding bank-bank besar. Sehingga, cost of loanable fund kami tidak kompetitif, kalau boleh SMF bisa memberikan terus pricing yang kompetitif untuk kami supaya bisa berjualan lebih kompetitif lagi," tambah Hanawijaya.
Bank Jateng Syariah pun tengah membahas rencana kerja dengan SMF untuk membangun kerja sama baru. Kemitraan anyar itu bukan hanya dalam hal program pembiayaan KPR untuk nasabah, tapi juga peningkatan kapasitas pembiayaan modal kerja perumahan syariah.