Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Jateng Syariah Raup Laba Rp35,3 Miliar pada Semester I/2023

Bank Jateng Syariah mengantongi laba bersih senilai Rp35,3 miliar pada semester I/2023, setelah rugi pada periode yang sama tahun lalu.
Bank Jateng./Foto/Istimewa
Bank Jateng./Foto/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Unit usaha syariah (UUS) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah atau Bank Jateng Syariah mengantongi laba bersih sebesar Rp35,3 miliar pada semester I/2023, berbalik dari kondisi rugi sebesar Rp16,7 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan laba UUS Bank Jateng tersebut salah satunya didorong oleh menyusutnya kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar 72 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau menjadi Rp16,09 miliar dari posisi Rp58,49 miliar pada Juni 2022. 

Di samping itu, melansir dari laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan di Bisnis Indonesia pada Jumat (28/7/2023) Bank Jateng Syariah juga mencatat pendapatan dari penyaluran dana tumbuh 24 persen menjadi Rp178,8 miliar. 

Alhasil, pendapatan setelah distribusi bagi hasil juga terkerek naik 25 persen menjadi Rp131,5 miliar dibandingkan dengan pada periode yang sama di tahun sebelumnya Rp104,8 miliar. 

Rasio profitabilitas UUS Bank Jateng juga tercatat mengalami perbaikan. Imbal aset (return on asset/ROA) merangkak naik 81 basis poin (bps) menjadi 1,57 persen pada semester I/2023 dari posisi sebelumnya pada level 0,76 persen pada Juni 2022.

Dari sisi intermediasi, perseroan mencatat penyaluran pembiayaan syariah sampai dengan Juni 2023 mencapai Rp3,38 triliun atau melonjak 33 persen dari tahun sebelumnya. 

Pembiayaan tersebut terdiri dari pembiayaan berbasis piutang sebesar Rp2,27 triliun dan pembiayaan bagi hasil mencapai Rp1,11 triliun.

Alhasil, aset UUS Bank Jateng mencetak pertumbuhan dobel digit sebesar 13 persen menjadi Rp5,01 triliun pada pada semester I/2023 dari tahun sebelumnya sebesar Rp4,42 triliun. 

UUS Bank Jateng mencatatkan penurunan rasio non performing financing (NPF) secara gross menjadi 5,79 persen, atau susut 85 bps dari 6,64 persen pada Juni 2022. Sementara NPF net naik tipis 6 bps menjadi 0,29 persen pada semester I/2023 dibanding periode tahun sebelumnya yakni 0,23 persen

Dari sisi likuiditas, terdapat kenaikan dari rasio financing to deposit ratio (FDR) dari 637 bps menjadi 88,39 persen pada semester I/2023 ini dari posisi sebelumnya sebesar 82,02 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper