Bisnis.com, JAKARTA - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) menjalin kerja sama dengan PT Haruka Evolusi Digital Utama (HarukaEDU).
Visi kerja sama yang dilakukan oleh keduanya adalah untuk membuka akses bagi masyarakat supaya dapat memperoleh akses belajar di perguruan tinggi dan meningkatkan kompetensi diri melalui produk “BFI Education” milik BFI Finance yang mengakomodir pembiayaan cicilan kuliah blended learning di platform “Pintaria”, portal pendidikan yang didirikan oleh HarukaEDU.
“Kolaborasi ini bertujuan untuk menyediakan akses pembiayaan pendidikan yang inklusif supaya sebanyak mungkin masyarakat bisa mendapatkan akses pendidikan formal maupun informal. BFI Finance melalui produk BFI Education menggandeng Pintaria dengan memberikan alternatif pembiayaan untuk mendukung pendidikan yang bisa diakses dimana saja oleh masyarakat,” ucap Yefta Bramiana, Business Development Head BFI Finance dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu sore (19/12/2018).
Novistiar Rustandi, CEO HarukaEDU sekaligus Pintaria berharap kerjasama antara keduanya akan memberikan dampak positif bagi semua pihak dan memberikan kontribusi pada peningkatan jumlah masyarakat yang mengemban pendidikan tinggi di Indonesia.
Seperti yang diketahui bahwa tingkat aksesibilitas masyarakat terhadap dunia pendidikan tergolong masih rendah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah siswa di Indonesia yang melanjutkan ke perguruan tinggi meningkat setiap tahunnya, yakni pada tahun ajaran 2010/2011 terdapat 1,08 juta mahasiswa baru dan di tahun 2014/2015 mencapai 1,45 juta mahasiswa baru.
Akan tetapi, hanya 8,15% dari total penduduk usia 15 tahun ke atas yang berhasil menyelesaikan pendidikannya ke tingkat perguruan tinggi.
Riset yang dilakukan HarukaEDU pada 2018 juga menyebutkan, 79% lulusan SMA/SMK yang bekerja tertarik untuk melanjutkan kuliah, namun 66% dari keseluruhan responden mengaku terkendala biaya.
Selain itu, Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi di Indonesia juga cukup mengkhawatirkan, yakni hanya mencapai 31,5 persen, di mana angka ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Oleh karena itu, BFI Education memberikan sarana inklusi pendidikan dengan menggandeng Pintaria yang mengakomodir kebutuhan masyarakat untuk dapat berkuliah dengan metode blended learning, yakni campuran antara pembelajaran online dan tatap muka.
Melalui metode ini, masyarakat bisa mengakses materi kuliah kapan saja, di mana saja, dan hanya butuh satu kali dalam seminggu untuk melakukan perkuliahan di kelas. Melalui metode ini, masyarakat diharapkan bisa meraih gelar sarjana untuk taraf hidup lebih baik yang dibantu oleh layanan pembiayaan BFI Education.
“Target dari kerja sama ini tentu saja masyarakat yang berniat melanjutkan pendidikan S1, S2, atau pun mengambil kursus. Pada tahap awal, program ini menyasar masyarakat di daerah Jabodetabek terlebih dulu. Pastinya, selanjutnya akan berkembang ke daerah-daerah lain di Indonesia,” tandas Yefta.