Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akuisisi Multifinance Bakal Marak, Berikut Daftarnya

Bisnis.com, JAKARTA - Tahun ini industri pembiayaan akan diwarnai dengan aksi akuisisi sejumlah perusahaan asing terhadap pemain lokal.
Ilustrasi Akuisisi Usaha/Pmgco.com
Ilustrasi Akuisisi Usaha/Pmgco.com

Bisnis.com, JAKARTA - Tahun ini industri pembiayaan akan diwarnai dengan aksi akuisisi sejumlah perusahaan asing terhadap pemain lokal.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyebutkan salah satunya adalah PT Artha Prima Finance dikabarkan bakal digaet oleh konglomerasi asal China, Ping An.

Selain itu, dia juga menyebutkan perusahaan yang tengah menjajaki rencana pendirian bisnis pembiayaan di Indonesia adalah JD Finance.

“Traveloka sudah buka multifinance, namanya Caturnusa, dulu dia beli dari Malacca Trust. Secara tertulisnya PT Hermes Global Ventures, PTE LTD., sister company Traveloka,” ujarnya dikutip Bisnis.com, (28/1/2019).

Selain itu JD Finance juga dikabarkan bakal membentuk perusahaan pembiayaan di Indonesia. Head of Corporate Communications & Public Affairs PT Ritel Bersama Nasional (Jd.id) Teddy Arifianto mengatakan rencana tersebut masih dalam tahap studi.

“Masih dalam rencana dan studi lebih lanjut. Memang pernah sempat kami proses, tetapi belum ditindaklanjuti,” ujarnya.

Seperti yang pernah diberitakan oleh sejumlah media pada Agustus 2018, unicorn Tanah Air, Gojek Indonesia dikabarkan bakal mengakuisisi bisnis JD Finance. JD Finance merupakan afiliasi JD.ID, perusahaan mal daring (e-commerce) di Indonesia.

Di samping JD Finance, produsen otomotif asal China, Wuling Motors juga dikabarkan tengah mengurus perizinan usaha pembiayaan ke OJK dengan nama SGWM Finance.

ENAM PERUSAHAAN

Kepala Departemen Pengawasan IKNB 2B OJK Bambang W Budiawan mengatakan terdapat sekitar enam perusahaan yang sedang mengajukan izin usaha pembiayaan ke OJK.

“Ada lima sampai enam multifinance. [Perusahaan] yang baru satu, sisanya akuisisi. Mayoritas asing yang join dengan perusahaan lokal. Aturan membolehkan itu,” ujarnya.

Menurutnya, Indonesia masih menjadi pasar yang menarik bagi investor lantaran capaian return on asset (ROA) dan return on equity industri masih bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Anggi Oktarinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper