Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. menargetkan rencana akuisisi anak usaha baru paling lambat akan selesai pada akhir semester I/2019. Satu bank sudah hampir pasti jatuh ke pelukan bank milik Grup Djarum tersebut.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan perseroan belum akan berkomentar lebih jauh terkait rencana tersebut. Namun, dia menyiratkan perseroan baru memasuki tahap due diligence dan belum memasuki tahap valuasi final.
“Saya no comment dulu deh sampai nanti [selesai]. Kami sih usahakan Juni, tapi kan kadang proses due diligence lama tuh, belum beres surat-surat apa kami minta belum dikasih kan kan belum beres-beres, kalau sudah due diligence kan baru valuasi, final deal-nya kan,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (19/2/2019).
Dia memastikan rencana akuisisi akan dilakukan terhadap bank umum kegiatan usaha (BUKU) I dengan modal inti di bawah Rp1 triliun yang bukan berupa perusahaan terbuka. Jahja menyatakan besaran dana yang digelontorkan tidak besar dan tidak memberi dampak signifikan terhadap permodalan BCA.,
Bisnis mendapatkan informasi bahwa nama PT Bank Royal Indonesia merupakan bank kecil yang akan diakuisisi oleh bank swasta terbesar di Indonesia tersebut. Namun demikian, Jahja enggan mengkonfirmasi kebenaran kabar tersebut.
“Saya belum mau ngomong dulu deh, terserah, pokoknya bukan perusahaan publik,” katanya.
Dia menambahkan, dalam rencana bisnis pasca akuisisi, BCA tidak akan menempatkan bank baru itu sebagai bank digital. Hal itu sejalan dengan pernyataan Direktur BCA Santoso yang sebelumnya menyatakan bahwa perseroan menggabungkan bank yang diakuisisi dengan PT Bank BCA Syariah.