Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Permara Tbk. menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini pada kisaran 10% - 12%. Adapun khusus kredit konsumsi juga akan dipatok pada kisaran 12%.
Direktur Bank Permata Djumariah Tenteram mengatakan tahun ini perseroan akan kembali mengikuti ajang pameran kendaran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS yang tahun ini akan di gelar di tiga kota besar yakni Tangerang Selatan, Surabaya, dan Medan.
Menurutnya, gelaran tersebut akan menjadi salah satu pendorong penyaluran kredit konsumsi khususnya segmen kendaraan bermotor.
"Tahun lalu kami dapat 15.000 aplikasi dari GIIAS, itu tidak hanya untuk KKB tetapi juga kartu kredit sampai pembukaan rekening, jadi tahun ini diharapkan bisa naik dua kali lipat," katanya usai jumpa media GIIAS 2019, Kamis (14/3/2019).
Sayangnya, Djumariah enggan merinci nilai transaksi yang masuk pada tahun lalu dan target pada tahun ini. Begitu pula ketika dikonfirmasi terkait isu calon investor yang akan masuk mengakuisi saham Bank Permata.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat Moodys Investors Services memastikan rating Baa3 untuk deposito mata uang rupiah dan valuta asing bank dengan kode saham BNLI tersebut. Tak hanya itu, Moodys juga menaikan peringkat penilaian kredit bank (baseline credit assesment/BCA) dari ba1 menjadi ba2.
Baca Juga
"Prospek jangka panjang dalam semua peringkat adalah stabil," demikian mengutip laporan Moody.
Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa profil kredit BNLI meningkat didorong oleh perbaikan kualitas aset.
Namun pada saat yang sama Moody memproyeksikan tingkat dukungan lebih rendah akan diberikan dari satu pemegang saham, Standard Chartered Bank (SCB). Hal ini seiring dengan rencana divestasi dari bank yang berbasis di Inggris tersebut.
Kualitas aset Bank Permata membaik seiring dengan sejumlah strategi yang telah dilakukan. Sejak 2017 bank melakukan penjualan aset bermasalah, hapus buku, dan juga resktrukturisasi.
Moody memperkirakan perbaikan kualitas aset akan berlanjut 12 bulan - 18 bulan yang akan datang.
Sementara itu, rating Bank Permata tidak terafiliasi dengan pemegang sahan SCB maupun PT Astra International Tbk. karena hubungan jangka panjang konglomerat Indonesia dengan SCB tengah dilanda ketidakpastian seiring dengan rencana aksi korporasi SCB.
Rating deposito Bank Permata juga tertolong oleh dukungan pemerintah karena perusahaan memiliki dampak sistemik. Sebagai satu bank menengah berdasarkan total aset, pemerintah akan memberikan dukungan kepada BNLI apabila terjadi krisis.