Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sisi Lain Disrupsi Teknologi di Sektor Perbankan

Implementasi teknologi di sektor perbankan diyakini dapat menguntungkan kondisi keuangan bank. Di sisi lain, muncul tren penurunan jumlah karyawan bank.
Nasabah melakukan transaksi perbankan di myBCA di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Rachman
Nasabah melakukan transaksi perbankan di myBCA di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Implementasi teknologi di sektor perbankan diyakini dapat menguntungkan kondisi keuangan bank. Di sisi lain, muncul tren penurunan jumlah karyawan bank.

PT Standard Chartered Bank Indonesia misalnya, menghemat beban operasional dari belanja pegawai pada tahun lalu. Beban gaji tenaga kerja turun 18,7% secara tahunan menjadi Rp875 miliar.

Efisiensi tersebut adalah imbas dari berkurangnya jumlah pegawai sebesar 4,7% secara tahunan menjadi 1.510 orang.

CEO Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro mengatakan hal itu adalah dampak dari transformasi menuju pemasaran dalam jaringan. Namun, penurunan jumlah karyawan bukan berarti perusahaan memberhentikan tenaga kerja.

“Lebih karena staf kami yang pindah ke bank lain atau industri dan juga karena promosi kami di internal,” ujarnya, Selasa (19/3/2019).

Data yang dilaporkan oleh sembilan bank skala besar dan menengah menunjukkan adanya penurunan jumlah karyawan dalam 3 tahun terakhir. Sembilan bank tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Danamon Indonesia Tbk., PT Bank BTPN Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk., dan Standard Chartered Bank Indonesia.

Mengacu pada laporan keuangan bank-bank tersebut, dalam periode 2016-2018, jumlah karyawan berkurang sekitar 20.000 orang.

Direktur Kepatuhan BNI Endang Hidayatullah menuturkan kebutuhan pegawai akan terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi digital.

“Arah kami adalah tetap mengoptimalkan pegawai yang ada dengan sistem alih fungsi, misalnya dulu teller, sekarang jadi sales,” ucapnya.

Komposisi alih fungsi tugas tersebut mencapai 60% dari total karyawan. Jumlah tersebut merupakan pekerjaan rutin dan kini sudah digantikan oleh teknologi.

Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank Mandiri Rico Usthania Frans mengatakan bahwa 50% posisi kerja karyawan perbankan yang ada saat ini akan hilang dalam waktu 10 tahun mendatang.

“Ini perlu dipikirkan bersama. Kita butuh relokasi Sumber Daya Manusia (SDM)," ucapnya.

Tetapi, pengurangan pegawai tidak secara langsung membuat beban tenaga kerja berkurang. Jumlah karyawan BNI turun 2,1% pada tahun lalu, tetapi beban tenaga kerja naik 9,7%.

Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo menjelaskan ada pergeseran alokasi belanja pegawai.

“Karena biaya pengembangan SDM untuk setiap strata pegawai naik melalui pendidikan dan pelatihan,” terangnya.

Menurut Anggoro, biaya ini merupakan investasi yang bernilai positif dan pembekalan tersebut diyakini memberi manfaat bagi SDM perusahaan pada masa mendatang.

Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menuturkan penurunan jumlah pegawai akan menimpa bank dengan modal inti Rp5 triliun hingga lebih dari Rp30 triliun karena memiliki modal besar untuk melakukan digitalisasi bisnis.

“Teknologi dalam jangka panjang itu lebih murah dibandingkan dengan membuka kantor cabang baru yang harus diisi oleh karyawan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper