Bisnis.com, JAKARTA - Perhelatan pemilihan presiden (pilpres) pada tahun ini dinilai tidak akan memengaruhi perolehan bisnis industri asuransi jiwa. Alih-alih, pelaku industri justru dinilai tetap akan membukukan kenaikan premi.
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menjelaskan perhelatan pilpres tidak akan memengaruhi industri asuransi jiwa karena bisnis tersebut bersifat jangka panjang. Dia pun optimistis industri akan terus bertumbuh pada tahun politik ini.
“Selain itu masih kecilnya penetrasi asuransi jiwa di Indonesia terhadap jumlah penduduk yang sangat besar, menunjukkan bahwa masih terdapat potensi pertumbuhan yang sangat besar, dengan pasar yang masih sangat terbuka,” ujar Togar kepada Bisnis, Kamis (23/01).
Dia pun menjelaskan, penurunan premi baru pada 2014 tidak secara langsung didorong oleh faktor tahun politik, meskipun AAJI tidak merinci faktor penyebabnya. Adapun, Togar menjelaskan, premi baru tercatat kembali meningkat pada 2015 menjadi Rp77,34 triliun dan pada 2016 menjadi Rp104,73 triliun.
Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Hexana Tri Sasongko menilai asuransi jiwa berbasis proteksi tidak akan terpengaruh oleh gelaran pilpres.
“Pengaruhnya lebih pada produk yang berbasis investasi, yaitu dari faktor tidak langsung seperti kinerja ekonomi,” ujar Hexana kepada Bisnis, Kamis (21/03).
Presiden Direktur AIA Indonesia Ben Ng, menjelaskan pada tahun ini gelaran pilpres akan diiringi hari raya Lebaran. Meskipun begitu, dia menilai momentum tersebut tidak akan memengaruhi kinerja asuransi jiwa secara keseluruhan.
“Kita setiap tahun bertemu dengan [hari raya] Lebaran, kita sudah biasa menghadapinya, sudah biasa terjadi perlambatan tapi kemudian meningkat lagi. Pilpres pun tidak akan membawa pengaruh signifikan [pada asuransi jiwa],” ujar Ben.
Sementara itu, Direktur Bisnis PT Capital Life Indonesia Robin Winata menilai prospek bisnis asuransi jiwa pada tahun politik ini masih bagus. Optimisme tersebut, menurut Robin, didorong oleh capaian premi hingga Februari 2018 yang masih sesuai harapan, yakni tumbuh 17% (yoy).
Dia menilai, pertumbuhan tersebut didorong oleh sosialisasi produk melalui literasi kepada nasabah. Selain itu, kerja sama dengan bank turut memengaruhi kinerja Capital Life, mengingat lebih dari 90% preminya berasal dari jalur distribusi bancassurance.