1. Menerka Harga Jual Saham Bank Permata
Setelah Standard Chartered Bank (SCB) mengumumkan rencana pelepasan saham di PT Bank Permata Tbk. (BNLI), sejumlah spekulasi mengenai siapa calon pembeli serta kisaran harga jual saham pun bermunculan.
Dalam sebuah riset yang diterbitkan oleh perusahaan sekuritas CLSA Indonesia, satu calon kuat investor pembeli Bank Permata, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., diproyeksi akan memberikan penawaran 1,8 kali nilai buku (price to book value/PBV).
Baca selengkapnya di sini.
2. Kredit Perbankan Per Februari Tumbuh Dua Digit, Ditopang Kredit Investasi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit perbankan sampai dengan Februari 2019 sebesar 12,13% yoy. Angka tersebut melonjak dibandingkan dengan posisi per Februari 2018 yang tumbuh 8,22% yoy.
Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan Yohanes Santoso Wibowo mengatakan bahwa pertumbuhan kredit didorong oleh tingginya pertumbuhan kredit investasi yang menjadi sumber peningkatan aktivitas ekonomi ke depan.
Baca selengkapnya di sini.
3. Bank Woori Saudara Tebar Dividen Rp98,71 Miliar
PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. (Bank Woori Saudara/BWS) membagikan dividen sekitar Rp100 miliar dari laba tahun buku 2018.
Keputusan itu disampaikan usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang bertempat di kantor pusat Bank Woori Saudara di Treasury Tower Lantai 27 District 8 SCBD Lot 28 Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Baca selengkapnya di sini.
4. Mengenal Modus Kejahatan Keuangan, Definisi Skimming, Phising, dan Vishing
Tindak kejahatan siber atau fraud cyber crime di sektor jasa keuangan termasuk perbankan semakin sering ditemukan. Banyak korban berjatuhan akibat kurang memahami risiko yang mengancam sehingga tidak bisa mengambil langkah antisipasi.
Merujuk pada penjelasan yang disampaikan oleh Direktorat Jaringan dan Layanan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. bertajuk Fraud Cyber Crime, tindak kejahatan siber di sektor jasa keuangan secara umum terbagi atas dua jenis, yakni social engineering dan skimming.
Baca selengkapnya di sini.
5. Ulama Dinilai Dapat Dorong Penetrasi Asuransi Jiwa
aktor kultural dinilai turut memengaruhi rendahnya penetrasi asuransi jiwa di Indonesia.
Peran berbagai pihak, seperti ulama, dinilai dapat mendorong peningkatan penetrasi tersebut.
Baca selengkapnya di sini.