Bisnis.com, JAKARTA— PT Investree Radhika Jaya (Investree) berencana terus mengembangkan jangkauan produk pembiayaan tagihan atau invoice financing dengan memperluas sektor yang akan dibiayai.
Adrian Gunadi, CEO & Co-Founder Investree, mengatakan bahwa pengembangan bisnis pembiayaan tahihan akan diperluas ke sejumlah sejumlah sektor, termasuk logistik, telekomunikasi dan food and beverage. Pada tahun ini, Investree akan kembali mengembangkan produk tersebut dan masuk ke sejumlah segmen baru.
Sebelumnya, Investree telah menggarap bisnis pembiayaan tagihan dengan fokus kepada industri media seperti production house, digital agency, event organizer dan sebagainya.
“Segmen itu [media] masih dominan, sekitar 20%–25% dari portofolio. Tetapi saat ini sudah cukup beragam dan tahun ini kami juga akan masuk ke segmen BUMN, serta ada beberapa inisiatif,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (8/4/2019).
Adrian mengatakan pihaknya sudah menjalankan layanan ini sejak mulai beroperasi pada 2015 karena potensinya memang besar. Bahkan pembiayaan tagihan menjadi produk perdana Investree.
Setelah credit scoring berkembang, Investree kemudian masuk ke jenis pembiayaan lainnya. Hingga saat ini, menurut Adrian, produk pembiayaan tagihan baik yang konvensional maupun syariah masih berkontribusi hingga kisaran 90% bagi portofolio pembiayaan Investree yang tercatat telah mencapai Rp2,2 triliun.
Baca Juga
Di samping potensinya, mitigasi risiko untuk produk ini juga terbilang baik. “Kami hampir jalan 3 tahun dengan produk ini dan tingkat kredit macet masih nol,” ungkapnya.