Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis kartu kredit PT Bank Central Asia Tbk. terbilang stabil tahun ini. Perusahaan konsisten mencatat angka pertumbuhan 10 persen—15 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dalam beberapa tahun terakhir.
Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra mengatakan bahwa per April 2019, total nominal transaksi sekitar Rp25 trilliun atau tumbuh sekitar 13 persen secara tahun berjalan (year-to-date/ytd).
“Segmen travelers, urban dan pengguna e-commerce [dagang elektronik] adalah beberapa pendorong utama transaksi kartu kredit di tahun 2019,” katanya kepada Bisnis, Senin (17/6/2019).
BCA memproyeksi bisnis kartu kredit hingga akhir 2019 diperkirakan stabil. Hal tersebut akan didorong oleh kebutuhan akan kenyamanan transaksi berbelanja baik offline maupun online.
Sementara itu, pertumbuhan kredit BCA sepanjang kuartal pertama tahun tumbuh 13,2 persen yoy menjadi Rp532,3 triliun. Kredit konsumsi tumbuh paling kecil dibandingkan jenis kredit lain, yakni 7,7 persen yoy menjadi Rp139,66 triliun.
Adapun secara industri setelah sempat melemah pada tahun lalu, transaksi menggunakan kartu kredit menguat tahun ini. Sepanjang empat bulan pertama 2019, nominal transaksi menggunakan kartu kredit naik 10,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp109,71 triliun.
Baca Juga
Berdasarkan data Bank Indonesia, belanja tetap menjadi kontributor utama transaksi kartu kredit, atau menyumbang 97,1 persen terhadap total portofolio. Sisanya, atau 2,9 persen merupakan kontribusi transaksi tunai.
Transaksi belanja menggunakan kartu kredit hingga April 2019 mencatat Rp106,48 triliun atau naik 10,9 persen yoy. Pada periode yang sama transaksi tunai kartu kredit tumbuh 7,4 persen yoy menjadi Rp3,23 triliun.