Bisnis.com, JAKARTA—Pengamat berpendapat LinkAja memiliki potensi pasar yang cukup besar dengan menargetkan transaksi esensial. Meski demikian, tugas untuk meningkatkan inklusi keuangan masyarakat akan meningkatkan biaya operasional perusahaan.
Tim Analis PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906, Tbk. Rully Nova menuturkan LinkAja menargetkan ceruk pasar yang tidak banyak digarap oleh perusahaan uang digital lainya.
Hanya saja, biaya operasional untuk meningkatkan inklusi masyarakat akan menjadi tugas yang berat.
"Inklusi keuangan masyarakat kita masih terbatas, itu nantinya juga akan menjadi tanggungan LinkAja itu yang akan berat," katanya, Kamis (4/7/2019).
Sementara itu, Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menuturkan persaingan dalam pasar transaksi uang digital tidak mudah.
Meski, LinkAja memiliki ceruk pasar yang berbeda tetapi LinkAja akan dibawa untuk berkompetisi yang akan membuat kemampuan finansialnya tergerus.
"Mereka pasti perlu juga gandeng banyak peritel lain dan beri banyak promo," katanya.
Sebelumnya, CEO LinkAja Danu Wicaksana mengungkapkan bahwa LinkAja tidak akan besaing secara langsung dengan pelaku industri uang digital lain, dan lebih fokus pada peningkatan inklusi keuangan masyarakat.
Chief Executive Officer LinkAja Danu Wicaksana menuturkan perusahaan merupakan anak usaha dari badan-badan usaha milik negara, dan memiliki tugas untuk peningkatan inklusi keuangan.
"Kami tidak akan bersaing head to head, karena kami memiliki pasar sendiri. Lagi pula kami lebih fokus pada peningkatan inklusi keuangan masyarakat," katanya disela-sela acara Bincang Santai LinkAja, Kamis (4/7/2019).
Dia melanjutkan, perseroan berharap dapat berkontribusi ada peningkatan inklusi masyarakat, yang pemerintah targetkan mencapai 75% hingga akhir tahun ini.
Sementara itu, CMO LinkAja Edward Kilian Suwignyo menuturkan pelaku industri uang digital saat ini lebih menggarap transaksi lifestyle oriented masyarakat seperti belanja online dan tiket pesawat untuk liburan, yang mengharuskan mereka bersaing dengan seluruh kemampuan finansial yang ada.
Berbeda dari mereka, LinkAja akan lebih menggarap banyak transaksi primer dan akan lebih mudah menarik perhatian banyak masyarakat.
LinkAja optimistis dapat mengakuisisi 17 juta user baru dengan menggarap transaksi esensial masyarakat lebih banyak. Transaksi esensial yang dimaksud anara lain adalah kebutuhan untuk transaksi pembayaran tol tanpa berhenti, tiket kereta api, pengisian bahan bakar, hingga remitansi.