Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NPL Kredit UMKM Mandiri Membaik Jadi 2,10 Persen

Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan perseroan juga telah menerapkan strategi mitigasi yang disesuaikan dengan karakter masing-masing usaha debitur untuk menjaga kualitas pembiayaan yang disalurkan.
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Mandiri, di Jakarta, Kamis (4/7/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Mandiri, di Jakarta, Kamis (4/7/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatatkan rasio kredit bermasalah sektor UMKM membaik menjadi 2,10 persen atau turun 172 bps dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,82 persen.

Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan perseroan juga telah menerapkan strategi mitigasi yang disesuaikan dengan karakter masing-masing usaha debitur untuk menjaga kualitas pembiayaan yang disalurkan.

Adapun dalam enam bulan pertana tahun ini realisasi pembiayaan sektor UMKM per Juni 2019 naik 11,9 persen menjadi Rp87,05 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp77,75.

Nilai kredit tersebut disalurkan pada 894.000 debitur UMKM, di mana komposisi terbesar adalah pengusaha di sektor perdagangan besar dan eceran.

“Dalam menyalurkan kredit UMKM, kami berusaha memastikan bahwa pengunaannya difokuskan untuk pembiayaan usaha-usaha produktif, sehingga bisa memberikan nilai tambah kepada ekonomi masyarakat,” katanya melalui siaran pers, Kamis (25/7/2019).

Disamping pembiayaan, Hery melanjutkan, pihaknya juga memberikan dukungan kepada nasabah UMKM dalam fasilitas transaksional untuk membantu meningkat efisiensi dan optimalisasi keuangan.

Untuk nasabah retail, keberadaan EDC dapat memudahkan pedagang karena tidak perlu menyiapkan uang kecil. Sedangkan untuk nasabah grosir, perseroan juga menyiapkan Mandiri Internet Bisnis agar rekonsiliasi transaksi bisa dilakukan secara realtime.

Sebelumnya, perseroan dengan sandi BMRI ini memastikan ke depan segmen UMKM akan menjadi salah satu fokus perseroan ke depan.

Pada paruh pertama tahun ini kemarin, perseroan juga mencatat laba konsolidasi tumbuh 11,1 persen yoy menjadi Rp13,5 triliun. Meski melambat, perolehan laba ini diklaim tercapai atas berbagai pendukung yang psoitif.

Pasalnya secara keselurhan hingga Juni 2019, kualitas kredit perseroan tercatat membaik dengan NPL gross 2,59 persen turun 54 bps dari tahun lalu. 

Hery mengatakan pencapaian laba bersih dikontribusikan oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 14,85 persen yoy menjadi Rp44,5 triliun dan penurunan biaya CKPN sebesar 21,28 persen.

Tak hanya itu, pertumbuhan laba diiringi dengan pengendalian biaya operasional yang berhasil ditekan hingga tumbuh terkendali di satu digit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper